Keyakinan akan Tuhannya adalah hal yang menjadi pedoman dalam hidup kita, agar bisa hidup dengan baik dan benar. Memiliki kepercayaan adanya Tuhan akan memberi ketenangan dan pertolongan dalam setiap hal.
Di Negara Indonesia, setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih satu keyakinan untuk dianut. Kenapa hanya satu keyakinan?
Itu karena Tuhan hanya satu, tidak dua atau tiga dan sterusnya, tinggal menetapkan keyakinan kita akan keyakinan hati mana yang akan dipilih.
Jadi agama atau keyakinan bukan hanya sekedar warisan orang tua kita, akan tetapi kita harus benar-benar meyakini bahwa memang itulah pilihan dan keyakinan kita.
Dengan demikian dalam menjalani kehidupan sehari-hari pun memiliki pedoman yang kuat untuk melangkah untuk mendapat kebaikan dunia dan akhirat.
Sebagai seorang yang memiliki keyakinan akan Tuhannya, pastilah kita mengharapkan anak-anak keturunan kita pun harus satu keyakinan dengan kita.
Sebagai orang tua, sudah menjadi tugas kita memberi pemahaman kepada anak tentang keyakinan akan Tuhan kita.
Dari mulai dia lahir kita harus mengenalkan, menceritakan dan memberi pemahaman akan Tuhan itu.
Anak adalah anugerah terindah yang Tuhan amanahkan kepada orang tuanya untuk di jaga dan dididik dengan baik dan benar agar tidak salah jalan saat dia besar kelak.
Saat anak terlahir ke dunia, tugas dan tanggung jawab kita dimulai. Usia emas anak dimulai saat dia dalam tahap pertumbuhan, kemudahan dalam menyerap dan menghafal serta keingin tahuan yang sangat besar dari apa yang dilihat dan didengar.
Pemahaman akan keyakinan dan bersikap adalah hal yang mendasar yang kita ajarkan sedini mungkin.
Dari mulai cara berdoa akan dan sesudah makan, tidur, melakukan hal lainnya, kita harus mengajarkan dengan bahasa yang sesuai kemampuan anak.
Mengajarkan sikap kejujuran, bersikap baik, menghormati orang lain juga hal yang penting diterapkan sejak dini.
Saat mengajarkan hal-hal tersebut suatu saat anak pasti akan bertanya, Bunda Tuhan itu siapa?
Sebagai orang tua, kita harus menjelaskan dengan bahasa yang mudah difahami.
Kita jelaskan saja dengan misalnya dijawab, “Kakak punya tangan, kaki, mata semuanya. Sedangkan ikan tidak punya.
Tumbuhan bentuknya ada akarnya, daun-daunnya serta bermacam-macam jenis tumbuhan yang ada didunia ini”.
Lalu bisa sambil menunjukan contohnya. Kemudiaan pelan-pelan kita jelaskan bahwa Tuhan tidak dapat dilihat bentuknya pun tidak sama dengan kita, dengan ikan dan tumbuhan.
Begitupun sebagai orang tua harus mengajarkan selalu ingat Tuhan dan taat Tuhan.
Seperti ibadah misalnya, ”Kakak harus rajin ibadah kalau ga nanti kita dibakar sama Tuhan, ,coba kalau badan kita kena api itu rasanya perih”.
Pada usianya anak pasti akan bertanya terus, apalagi untuk usia pra sekolah, anak cenderung dalam dunia penasaran dan rasa keingin tahuan yang tinggi. Dan ini adalah bukti rasa empati dia.
Kita pun harus mengajarkan pentingnya kejujuran dan hubungannya dengan Tuhan.
kenapa kita harus jujur?
Kita bisa jawab bahwa dengan jujur, Tuhan akan sayang dengan kita. Dengan disayang Tuhan kita bisa hidup bahagia dan diberi kesehatan.
Mengajarkan beberapa doa dengan artinya juga penting bagi anak,jelaskan dengan bahasa yang mudah dia mengerti dan ingat untuk selalu memberi dia kekuatan hati.
Saat anak melakukan sikap yang diluar kendali kita seperti kenakalan atau saat dia merasa tidak nyaman, sebagai orang tua kita jelaskan ke dia dengan baik dan pelan-pelan dengan membantu anak memahami konsep keberadaan Tuhan dengan cara-cara sebagai berikut:
“Membacakan doa-doa pendek dan pelan-pelan agar mudah diikuti dan harus kita jelaskan juga makna dari doa tersebut.
Ajari anak untuk berbagi dengan sesama, seperti makan dengana nak yatim piatu, memebri sedekah dengan fakir miskin dengan menjelaskan Tuhan akan menyayangi manusia yang suak berbagi”.
Mengajarkan lagu-lagu keagamaan dan cerita tentang sejarah agama kita dengan semenarik mungkin agar anak tertarik.
Mengenalkan tradisi keagaaman beserta manfaatnya seperti silaturahmi saat hari raya.
Mengajarkan sikap kedamaian, mengasihi sesama dan Tuhan tidak menyayangi manusia yang pendendam.
Semoga bermanfaat…
Ditulis Oleh: Yusuf Prakoso
Editor; e1