Wonosobo, satumenitnews.com – Suasana teduh dan angin sejuk pegunungan menyelimuti Telaga Menjer. Di atas permukaan air yang tenang, sebanyak 104 penari dari berbagai usia menampilkan harmoni gerak dalam pentas Bundengan Sekaring Roso Road to Kumandhanging Kidung Adi, Sabtu (24/5/2025).
Salah satu penampil, Mulyani, pendiri Sanggar Tari Ngesti Laras, tampil memukau di usia 60 tahun. Ia memimpin langsung pertunjukan yang mengangkat bundengan—alat musik tradisional yang mulai langka—ke dalam format pertunjukan kolaboratif lintas usia dan ruang.
Eksplorasi Tari di Atas Air
Pentas kali ini menjadi kelanjutan dari rangkaian program Kumandhanging Kidung Adi, setelah sebelumnya digelar pelatihan dan workshop tari. Mulyani menjelaskan bahwa pertunjukan ini merupakan bentuk eksplorasi terhadap panggung tari nonkonvensional.
“Panggung sejatinya tidak harus mewah dan megah. Seluruh semesta ini adalah panggung. Jadi, eksplorasi ini menekankan bahwa ekspresi bisa hadir di mana saja, termasuk di atas air,” kata Mulyani.
Konsep Sekaring Roso, lanjutnya, melambangkan kebahagiaan yang terus berbunga. Ia mengajak seluruh peserta dan penonton hadir dengan rasa sukacita, sebagai perayaan atas dedikasi kolektif sejak 2015 dalam melestarikan bundengan.
Air sebagai Simbol Kedamaian dan Persatuan
Air Telaga Menjer dipilih sebagai panggung utama bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga nilai simboliknya. Bagi Mulyani, air adalah lambang ketenangan dan energi penyatu semua elemen pertunjukan.
“Nah, air ini mewakili energi yang menyejukkan. Selain itu, ini juga bagian dari promosi. Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memperkenalkan Telaga Menjer sebagai destinasi wisata Wonosobo yang layak dikenal lebih luas,” jelas Mulyani.
Dukungan Pemerintah dan Strategi Promosi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo, menyampaikan apresiasinya atas pertunjukan yang digelar Sanggar Ngesti Laras. Ia menegaskan bahwa acara ini terlaksana berkat dukungan Kementerian Kebudayaan RI.
“Hari ini kami berada di Bukit Telaga Menjer dalam rangka memberi fasilitas kepada teman-teman seniman, khususnya Sanggar Ngesti Laras. Mbak Mulyani menerima dana dari Kementerian Kebudayaan, dan kegiatan ini melibatkan banyak sanggar lainnya,” ujar Agus.
Menurutnya, pertunjukan seperti ini tidak hanya melestarikan seni tradisi, tetapi juga mampu menjadi daya tarik wisata yang kuat. Pemerintah terus mendorong sanggar-sanggar untuk lebih kreatif dalam menyusun agenda seni yang layak dipromosikan secara nasional.
Persiapan Pelatihan Event Bersertifikasi Nasional
Sebagai bagian dari komitmen meningkatkan kapasitas penyelenggara acara seni, Agus mengumumkan bahwa Dinas Pariwisata Wonosobo akan menyelenggarakan pelatihan manajemen event bersertifikasi nasional.
“Bulan depan, kami akan menggelar pelatihan manajemen event dengan sertifikasi dari BNSP. Pesertanya dari komunitas seni, sanggar, hingga event organizer. Harapannya, kualitas event di Wonosobo terus meningkat dan bisa bersaing di level nasional,” pungkasnya.