Wonosobo, satumenitnews.com — Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian mendorong modernisasi sektor pertanian dengan membangun 23 screen house di Kabupaten Wonosobo sepanjang tahun 2024. Program ini difokuskan untuk budidaya komoditas bernilai tinggi seperti melon dan paprika, tersebar di 14 kecamatan. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo, Dwiyama SB.
14 Kecamatan, 23 Screen House: Fokus Komoditas Bernilai Ekonomi Tinggi
Sebanyak 23 titik screen house yang telah dibangun terbagi ke dalam dua jenis komoditas utama. 12 screen house difokuskan untuk tanaman buah, terutama melon. Sedangkan 11 lainnya dimanfaatkan untuk budidaya sayuran, dengan paprika sebagai komoditas utama.
Menurut Dwiyama, melon-melon yang ditanam dalam screen house ini bukan jenis yang biasa ditemukan di pedagang kaki lima. “Melon jenis ini memang untuk pasar khusus. Tidak umum dijual di toko buah pinggir jalan,” ujarnya.
Distribusi dan Progres Panen di Beberapa Lokasi
Beberapa screen house telah menunjukkan hasil panen. Di antaranya berlokasi di Kecamatan Leksono seperti Pacar Mulyo, Jetis, dan Lebak. Namun, progres pertanaman berbeda-beda karena jadwal penanaman tidak dilakukan serentak.
“Beberapa sudah mulai panen, ada yang baru berbunga, dan sebagian lagi baru tanam,” ungkapnya.
Teknologi Screen House Minimalkan Gangguan Hama
Selain meningkatkan produktivitas dan nilai jual hasil tani, teknologi screen house juga dinilai mampu menekan gangguan hama. “Minimal sudah mengurangi kontak langsung dengan lingkungan luar. Meski belum 100 persen smart screen house, ini sudah langkah maju,” jelasnya lagi.
Ia juga menekankan pentingnya kedisiplinan petani dalam menjaga sistem sterilisasi. “Setiap orang yang masuk seharusnya melalui ruang sterilisasi agar tidak membawa telur hama atau penyakit,” tambahnya.
Petani Bisa Menyesuaikan Komoditas yang Dianggap Menguntungkan
Screen house yang dibangun ini pada dasarnya disiapkan untuk uji coba dan adaptasi teknologi. Setelah infrastruktur siap dan sistem berjalan, petani diberi keleluasaan memilih komoditas yang dianggap menguntungkan.
“Kalau sudah tahu fungsinya, nanti petani bisa tanam apa saja sesuai kebutuhan dan kondisi pasar,” katanya.
Dukungan Lengkap: Dari Infrastruktur Hingga Pupuk
Setiap screen house telah dilengkapi panel kontrol dan sistem pemupukan otomatis. Petani juga menerima panduan teknis budidaya dari tim pendamping.
“Kebutuhan teknis, seperti pupuk dan lain-lain, sudah diatur semua. Petunjuk sudah diberikan kepada petani,” jelas Dwiyama.
Melihat hasil dan ketertarikan awal petani, pemerintah berharap program ini bisa direplikasi di wilayah lain. “Dengan melihat hasil seperti ini, banyak yang tertarik. Harapan kita ke depan, model ini bisa dikembangkan lebih luas,” harapnya.