Home » Upaya Wonosobo Tangani Sampah: TPS 3R hingga Kolaborasi Industri

Upaya Wonosobo Tangani Sampah: TPS 3R hingga Kolaborasi Industri

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, Satumenitnews.com – Kabupaten Wonosobo terus mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan sampah yang mencapai 120 ton per hari. Dengan kondisi TPA Wonorejo yang sudah overkapasitas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonosobo kini menggencarkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di berbagai desa.

Menurut Kepala DLH Wonosobo, Endang Lisdyaningsih, TPS 3R menjadi solusi strategis untuk mengurangi beban sampah yang masuk ke TPA.

“Konsepnya sederhana, tapi dampaknya besar. Sampah dipilah di desa, diolah, dan hanya residu yang masuk ke TPA,” ujar Endang dalam wawancara di program Lintas Topik pada Jumat (15/11).

Saat ini, beberapa TPS 3R telah dibangun di wilayah strategis, termasuk Dieng dan Wadaslintang, untuk mendukung pengelolaan sampah di desa-desa penyangga. Selain itu, DLH juga mendorong desa-desa yang memiliki anggaran mandiri untuk membangun unit pengelolaan sampah.

Baca juga :  Dandim 0707/Wonosobo Lakukan Safari ke Koramil Bertemu Forkopimca dan Kades
TPS 3R untuk Desa Mandiri

Sejak 2017, beberapa desa seperti Tieng dan Sukoharjo telah memulai pengelolaan sampah mandiri menggunakan TPS 3R. Desa Tieng, yang berada di kawasan wisata Dieng, kini mampu mengelola sampah rumah tangga tanpa mengandalkan TPA.

“Sudah 8 tahun kami mandiri. Ini hasil kolaborasi pemerintah desa dan masyarakat,” ungkap pengelola sampah Desa Tieng dalam wawancara terpisah.

Selain Tieng, desa Sukoharjo juga menjadi contoh keberhasilan. Dengan dukungan anggaran desa, mereka telah mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk dan maggot, serta mendaur ulang sampah anorganik.

Namun, tidak semua desa mampu menjalankan program serupa.

“Masalahnya sering kali pada anggaran dan komitmen. Ada desa yang punya kendaraan pengangkut, tapi pengelolaannya masih minim,” kata Endang.

Baca juga :  BIN Daerah Jateng Hari Ini Targetkan 30 Ribu Dosis di Jawa Tengah

Untuk itu, DLH memberikan pendampingan intensif kepada desa-desa yang ingin memulai program TPS 3R.

Kolaborasi dengan Industri

Selain membangun TPS 3R, DLH Wonosobo juga menjalin kerja sama dengan pihak industri untuk mengelola sampah plastik. Salah satu langkah konkret adalah kolaborasi dengan Solusi Bangun Indonesia (SBI), sebuah perusahaan yang mengolah plastik menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), bahan bakar alternatif untuk pabrik semen.

Endang menjelaskan, sampah plastik dari Wonosobo akan dicacah dan dipres sebelum dikirim ke Cilacap, tempat pabrik semen SBI berada.

“Ini langkah besar untuk mengurangi sampah plastik di TPA. Kami berharap mesin pencacah dan pengepres bisa segera tersedia pada 2024,” tambahnya.

Baca juga :  Sempat Geger, Kini Pengukuran Tanah Wadas Diwarnai Tawa

Menurut data DLH, sekitar 35–45% sampah plastik yang diolah bisa menghasilkan RDF berkualitas tinggi. Namun, proses ini memerlukan komitmen dari desa-desa penghasil sampah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik sejak awal.

Upaya DLH Wonosobo tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat. Beberapa desa telah menerima bantuan unit pengelolaan sampah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu, DLH juga menggandeng komunitas dan aktivis lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Masyarakat harus menjadi bagian dari solusi. Tanpa perubahan perilaku, pengelolaan sampah tidak akan maksimal,” tegas Endang.

You may also like

Leave a Comment