Wonosobo, satumenitnews.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo kembali menyerukan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kepala DLH Wonosobo, Endang Lisdyaningsih, S.hut., menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri merupakan langkah penting untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.
Tantangan Utama: Sampah dan TPA Over Kapasitas
Wonosobo menghasilkan sekitar 120 ton sampah setiap harinya. Sebagian besar sampah ini berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonorejo, yang kini telah melampaui kapasitas maksimalnya.
Dengan tumpukan sampah mencapai 50 meter, TPA tersebut membutuhkan perhatian serius untuk menghindari dampak lingkungan dan kesehatan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan program TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai alternatif solusi. Dengan demikian, volume sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi,” jelas Endang.
DLH Wonosobo telah membangun sejumlah TPS 3R di beberapa desa. Program ini tidak hanya membantu mengelola sampah di tingkat sumber, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik.
Selain itu, DLH menggandeng PT Solusi Bangun Indonesia untuk mengolah sampah plastik menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). Teknologi ini menjadi solusi efektif dalam menangani limbah plastik sekaligus mendukung keberlanjutan energi.
“Kami berharap lebih banyak desa yang mengikuti jejak Desa Tieng dan Sukoharjo yang sudah mandiri dalam pengelolaan sampah. Saat ini, masih ada 86 desa yang bergantung pada TPA Wonorejo,” tambah Endang.
Pentingnya Peran Aktif Masyarakat
DLH menyadari bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Endang mengajak warga Wonosobo untuk mulai dari langkah kecil, seperti membawa tas belanja sendiri, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendukung program bank sampah.
“Masyarakat adalah bagian dari solusi. Dengan kesadaran kolektif, kita bisa mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” tegasnya.
Kolaborasi dengan Komunitas dan Industri
Selain melibatkan masyarakat, DLH juga menggandeng komunitas lokal untuk membersihkan sungai dan ruang publik lainnya. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Industri juga memainkan peran besar. Program pengelolaan sampah berbasis RDF dan kerja sama dengan sektor swasta menjadi pilar penting dalam menciptakan lingkungan yang lestari.
“Dengan langkah kecil, perubahan besar dapat terjadi. Ayo, jadilah bagian dari solusi untuk Wonosobo yang lebih bersih!,” tegasnya.
Dengan berbagai program yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor industri, DLH optimistis bahwa Wonosobo dapat mengatasi permasalahan sampah secara komprehensif.
“Visi kami adalah Wonosobo bersih, sehat, dan lestari. Ini hanya dapat terwujud jika seluruh elemen masyarakat berkontribusi secara aktif,” pungkas Endang.
Informasi Terkait:
- Website DLH Wonosobo: dlh.wonosobo.go.id
- Program TPS 3R: Edukasi pengelolaan sampah berbasis desa
- Kemitraan dengan PT Solusi Bangun Indonesia: Solusi pengolahan sampah plastik