Wonosobo, Satumenitnews.com – Kabupaten Wonosobo menghadapi masalah serius dalam pengelolaan sampah. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonosobo menunjukkan bahwa volume sampah yang dihasilkan mencapai 120 ton setiap hari. Sebagian besar sampah tersebut ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonorejo, yang saat ini telah melebihi kapasitas idealnya.
Menurut Kepala DLH Wonosobo, Endang Lisdyaningsih, TPA Wonorejo seharusnya hanya menampung sampah dengan ketinggian maksimal 30 meter. Namun, kenyataannya, ketinggian tumpukan sampah telah mencapai 50 meter.
“Ini jelas melebihi batas dan menjadi ancaman bagi lingkungan sekitar. Penanganan harus segera dilakukan sebelum masalah ini berdampak lebih luas,” ujar Endang saat berbicara di program Lintas Topik, Jumat (15/11).
Sampah Harian yang Tak Tertangani
TPA Wonorejo menerima sampah dari 106 desa di Wonosobo, termasuk dari kawasan wisata seperti Dieng yang menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar.
“Dieng sendiri menghasilkan sekitar 3–4 ton sampah per minggu dari satu desa saja,” ungkap Endang.
Selain dari desa, beberapa kelompok usaha di wilayah metropolitan Mojo Tengah dan Kali Beber juga menyumbang volume sampah yang cukup besar.
Namun, kapasitas pengelolaan di TPA Wonorejo tidak mampu mengimbangi produksi sampah yang terus meningkat.
“Kondisi ini membuat kami harus memikirkan langkah-langkah inovatif agar sampah yang masuk tidak hanya ditumpuk, tetapi juga dikelola dengan baik,” lanjutnya.
Ancaman Lingkungan dan Ekonomi
Sampah yang menumpuk tidak hanya mengancam kapasitas TPA, tetapi juga mencemari lingkungan. Bau tak sedap dan leachate (air lindi) yang merembes dari tumpukan sampah mulai menimbulkan keluhan dari warga sekitar. Bahkan, beberapa longsoran tumpukan sampah pada 2022 dan 2023 sempat merusak lahan warga di sekitar TPA.
Selain masalah lingkungan, penanganan sampah yang buruk juga berdampak pada sektor ekonomi.
“Jika tidak segera diatasi, ini bisa memengaruhi citra Wonosobo sebagai destinasi wisata dan menghambat perputaran ekonomi lokal,” tegas Endang.
DLH Wonosobo saat ini berupaya mengatasi masalah ini dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R di berbagai desa. TPS ini dirancang untuk mengolah sampah di sumbernya, sehingga hanya residu yang benar-benar perlu masuk ke TPA.
Namun, menurut Endang, solusi ini membutuhkan komitmen bersama. “Pemerintah desa harus berperan aktif, masyarakat juga harus terlibat. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai, harus dihentikan,” ujarnya.