WONOSOBO – Sedulur Wonosobo Bersatu (SWB) Kabupaten Wonosobo melakukan penyaluran bantuan sembako ke Yayasan Dzikrul Ghofilin, tempat rehabilitasi penyandang keterbatasan mental di Dusun Jurutengah Desa Eroreja Kecamatan Wadaslintang, Minggu (14/03/21).

Penyandang keterbatasan mental di Yayasan Dzikrul Ghofilin, Dusun Jurutengah, Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang
Dalam kesempatan tersebut Ketua SWB Adiyono Orlando menyampaikan, Yayasan Dzikrul Ghofilin menjadi bagian dari keluarga besar komunitas SWB, dalam melaksanakan bantuan sosial penyaluran sembako setiap tahunnya.
“Ini ketiga kalinya kami melakukan penyaluran bantuan. Setiap tahun kami lakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan makanan bagi para penyandang keterbatasan mental yang sedang direhabilitasi di yayasan ini,” paparnya.
Bantuan yang disalurkan berupa bahan pokok makanan, seperti telur, beras, sayuran dari hasil swadaya anggota dan donatur aktif.
“Semoga apa yang kami salurkan akan bermanfaat bagi mereka penyandang keterbatasan mental di Yayasan Dzikrul Ghofilin,” ujar Adiyono.

Komunitas Sedulur Wonosobo Bersatu
Ia menyampaikan, setelah melakukan kegiatan di Erorejo Wadaslintang, ia akan menyalurkan bantuan sosial berupa alat-alat sekolah untuk 25-30 anak yatim piatu di salah satu yayasan di Kabupaten Wonosobo.
“Waktunya belum jelas mas, karena yayasan anak yatim piatu belum ditetapkan dan harus dicek keberadaanya dulu,” kata Adiyono.
Sementara itu Pimpinan Yayasan Dzikrul Ghofilin, Sangidun menyampaikan terima kasih atas bantuan sosial yang disalurkan komunitas SWB, pihaknya akan menggunakan bantuan tersebut untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
“Terima kasih atas yang bantuan yang dikirim langsung oleh teman-teman komunitas, semoga bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan mereka semua,”ujarnya.
Sangidun memambahkan, dulu yayasan ini ditempati 170 orang penderita keterbatan mental namun saat ini sudah berkurang, karena sembuh dan sudah dipulangkan kepada keluarganya.
“Sekarang pasien di Yayasan ini ada 130 orang, Perempuan 45 orang dan laki-laki 85 orang,” pungkas Sangidun. (Budilaw79/e2)