Wonosobo, satumenitnews.com — Suhu politik di Kabupaten Wonosobo semakin memanas jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis oleh OPTIKA (Observasi Politik Indonesia), pasangan calon Khairullah Al-Mujtaba (Itab Sidqi) unggul tipis atas Afif Husen.
Itab Sidqi memperoleh elektabilitas sebesar 41%, sementara Afif Husen mencatatkan angka 38% dari total 750 responden. Survei ini dilakukan pada periode 12-20 September 2024, dengan metode multistage random sampling yang mencakup seluruh kecamatan di Wonosobo.
Survei ini memiliki margin of error sebesar ±4,8% dan tingkat kepercayaan 95%.
Dua Kandidat Utama di Pilkada Wonosobo
Kandidat Itab Sidqi, yang didukung oleh dua partai politik, yakni PPP dan PAN, mendapat dukungan luas dari kalangan santri dan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Ansor, dan IPNU.
Sementara itu, Afif Husen yang diusung oleh koalisi 12 partai besar, termasuk PDIP, PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, Nasdem, PKS, dan lainnya, juga memperoleh dukungan signifikan dari masyarakat bawah dan lingkungan kader partai.
Meski Itab Sidqi unggul tipis, Direktur Teknik Penelitian OPTIKA, Andi Cahyadi, menekankan bahwa persaingan masih sangat terbuka.
“Keunggulan tipis Itab Sidqi menunjukkan bahwa Pilkada Wonosobo kali ini sangat kompetitif, dan masih ada ruang bagi kedua kandidat untuk meningkatkan elektabilitas mereka, terutama mengingat 21% responden masih belum menentukan pilihan,” ujarnya.
Faktor Penentu Pilihan Masyarakat
Berdasarkan survei, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya. Banyak pemilih menyatakan bahwa keputusan mereka didasarkan pada pengaruh lingkungan, organisasi keagamaan, dan kelompok masyarakat tertentu.
Sementara yang lain lebih memilih berdasarkan kinerja pemerintahan sebelumnya atau keyakinan pribadi terhadap calon.
Beberapa alasan utama pemilih dalam menentukan pilihan meliputi:
- Pengaruh organisasi keagamaan atau lingkungan.
- Penilaian terhadap kinerja pemerintahan sebelumnya.
- Memilih sesuai hati nurani.
- Arahan dari atasan, kelompok, atau golongan.
- Harapan akan adanya perubahan signifikan dalam pemerintahan.
- Preferensi terhadap calon yang memiliki latar belakang keagamaan (bupati kiai).
- Kepercayaan bahwa kandidat dapat menjadi penyelamat demokrasi.
Fenomena Money Politics dan Pragmatisme Pemilih
Survei OPTIKA juga menyoroti adanya fenomena money politics yang masih cukup dominan di Kabupaten Wonosobo. Sebanyak 75% responden mengakui bahwa praktik politik uang masih kerap terjadi dan memengaruhi preferensi pemilih.
Hanya 10% responden yang menolak tegas politik uang, sementara 15% lainnya menyatakan ragu-ragu.
Andi Cahyadi menambahkan bahwa money politics merupakan tantangan serius dalam demokrasi lokal.
“Tingginya penerimaan politik uang menunjukkan bahwa masih diperlukan pendidikan politik yang lebih intensif dan merata. Demokrasi yang sehat hanya bisa terwujud dengan pemilih yang sadar akan hak dan kewajibannya,” tambahnya.
Karakteristik Pemilih dan Tantangan Pemerintahan Saat Ini
Survei ini juga mencatat adanya keluhan dari masyarakat terkait beberapa kebijakan pemerintahan saat ini. Banyak responden merasa bahwa bantuan pemerintah belum merata dan sering kali hanya menguntungkan kelompok tertentu.
Selain itu, janji-janji kampanye sebelumnya dinilai belum banyak terealisasi, terutama terkait pembangunan infrastruktur dan bantuan bagi UMKM.
- Responden mengungkapkan beberapa kebutuhan mendesak, termasuk:
- Pembangunan infrastruktur yang lebih merata.
- Bantuan pemerintah yang lebih adil dan tepat sasaran.
- Dukungan pendidikan gratis, yang masih menjadi beban bagi banyak keluarga.
- Bantuan nyata bagi UMKM yang dianggap hanya sebatas formalitas.
Harapan Masyarakat terhadap Pemimpin Baru
Salah satu temuan menarik dari survei ini adalah keinginan kuat masyarakat Wonosobo untuk mendapatkan pemimpin yang jujur, peduli terhadap masyarakat kecil, dan memiliki integritas tinggi.
Pemimpin yang merakyat dan mampu memberantas korupsi dipandang sebagai sosok yang paling dibutuhkan untuk memimpin Wonosobo ke depan.
Pilkada Wonosobo 2024 Jadi Pertarungan Ketat
Dengan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas yang hampir seimbang, Pilkada Wonosobo 2024 diperkirakan akan berlangsung sengit. Itab Sidqi dan Afif Husen masih memiliki waktu untuk meningkatkan popularitas mereka di kalangan pemilih, terutama dengan 21% responden yang belum menentukan pilihan.
Tantangan seperti money politics dan pragmatisme pemilih menjadi perhatian serius, namun harapan besar masyarakat akan pemimpin yang jujur dan peduli tetap menjadi kunci dalam menentukan arah pemerintahan Kabupaten Wonosobo ke depan.