Wonosobo, satumenitnews.com – Seakan tidak ada habisnya masalah isu stunting di Wonosobo, dalam peringatan Hari Keluarga Nasional di Wonosobo stunting masih menjadi tema utama, Kamis (7/7).
Angka stunting Kabupaten Wonosobo yang masih tinggi menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diselesaikan Pemkab Wonosobo dan seluruh elemen masyarakat.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat dalam puncak peringatan Harganas ke 29 tahun 2022 sebut prevalensi stunting Wonosobo dari data E-PPGBM 2022 menunjukkan sebesar 19,22%.
Afif juga menyebut bahwa peringatan Harganas ke-29 yang mengambil tema Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting sebagai pembaharu dan penguat komitmen seluruh stakeholder di Kabupaten Wonosobo.
“Peran keluarga dalam tumbuh kembang dan pembentukan karakter generasi bangsa, menempati posisi yang mendasar dan esensial. Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial. Harapannya dimasa depan anak dapat mengidentifikasi secara mandiri perannya dalam masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan keluarga sangat layak untuk menjadi salah satu prioritas kita dalam melaksanakan pembangunan secara keseluruhan,” katanya.
Seperti satatemennya di berbagai acara, Afif menarget 14% secara nasional pada 2024 angka stunting dapat di wujudkan.
“Momentum peringatan Hari Keluarga Nasional ini saya harap mampu menjadi media komunikasi yang efektif, dalam meningkatkan kesadaran dan mengaktifkan gerakan masyarakat dalam menekan stunting khususnya di Kabupaten Wonosobo,” pungkas Bupati.
Sementara Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati, S.STP, yang juga ketua penyelenggara peringatan HARGANAS ke 29 menyatakan berbagai kegiatan telah dilaksanakan pada peringatan Harganas kali ini.
Berikut adalah berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan:
Di Kecamatan Kepil, tepatnya di Desa Desa Tanjung Anom telah dilaksanakan Pencanangan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di 37 Kampung KB, yang dilaksanakan tanggal 29 Juni 2022.
Sosialisasi dan pemutaran film serta KIE di 15 Kecamatan (di Kampung KB/Desa Lokus Stunting) juga telah dilaksanakan.
Bekerjasama dengan IBI dan lembaga/organsasi pelayanan Sejuta Akseptor Harganas dengan target 986 akseptor tercapai 1.606 akseptor (162,9 %).
Kegiatan tersebut mendapatkan peringkat 4 Propinsi Jawa Tengah.
Sementara pencanangan Sekolah Lansia, yang merupakan kolaburasi dengan Mafindo, telah dibentuk di 2 Desa/kelurahan ( Wonosobo barat dan Lamuk Kalikajar).
Tujuan didirikannya sekolah tersebut adalah menjadikan lansia melek literasi.
Untuk target generasi muda pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan dilaksanakan di MAN I Wonosobo, dan SMP N I Wonosobo.
Bekerjasama dengan Ikatan Fisioterapi Indonesia sebanyak 56 Balita dibawah usia 3 tahun di Desa Reco, Kecamatan Kertek diberi terapi.
Konseling calon pengantin, baik di PUSPAGA maupun pelayanan keluarga sejahtera di balai KB kecamatan.
Penyusunan Buku Saku DASHAT.
Mengikuti lomba Tk Propinsi Jawa Tengah.
“Disamping kegiatan kegiatan diatas, kami sampaikan juga Program Inovasi/ Program Unggulan, yaitu Gerakan Bersama Turunkan Un Met Need (GEBER TURUNE). Tunda Sampai Cukup Atasi Stunting (TUNGKUP CETING). Gotong Royong Untuk atasi Stunting (GOR RONG CETING),” ungkap Dyah.