Wonosobo, satumenitnews.com – Wakil Ketua Ikatan Disabilitas Wonosobo (IDW) yang juga Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Maryam Ramadani mengungkap keberadaan penyandang disabilitas memiliki biaya hidup tinggi.
“Karena beberapa keterbatasan kami membtuhkan alat bantu untuk menopang kegiatan. Persoalannya kadang peralatan menjadi sesuatu yang membutuhkan biaya,” kata Maryam, Kamis (20/06).
Di contohkan Maryam yang terjadi pada dirinya.
Maryam yang menggunakan kursi roda, bila melakukan kegiatan mobilitas akan kesuitan saat memesan ojek roda dua.
“Sangat sulit bila saya kemana-mana pake ojek motor, mau tidak mau harus pesan taxi atau ojol mobil,”terangnya.
Belum lagi respon dari driver saat mengetahui dirinya menggunakan kursi roda, kadang driver ojol yang di pesan serta merta membatalkan sepihak pesanannya.
Beruntung, Maryam memiliki alat transportasi sendiri berupa motor modifikasi roda 3.
“Meski motor tua lumayan bisa buat mobilitas mendukung kegiatan mencari nafkah,” ungkapnya.
Hal serupa juga diceritakan oleh Maryam terjadi pada teman-teman disabilitas lainnya.
Dia mencontohkan untuk Tuna Netra yang kebanyakan berprofesi sebagai tikang pijat.
“Bila ada panggilan pijat, pastinya butuh orang yang menemani. Bila keluarganya memiliki kendaraan sendiri mungkin hanya akan kehilangan BBM saja. Tapi kalu tidak memiliki kendaraan pilihannya kan pakai ojek, 2 orang atau ojek mobil juga,” jelasnya.
Banyak contoh-contoh yang diceritakan oleh Maryam tentang bagaimana perbedaan biaya hidup yang lebih tinggi untuk orang yang seperti dirinya.
“Saya berharap mayarakat umum memendang kami sama seperti orang pada umumnya bukan berdasar belas kasihan. Mayoritas orang seperti kami itu orang-orang tangguh meski memiliki keterbatasan fisik,” harapnya.*