Home » Fakta TPA di Indonesia: Dampak Sampah dan Tragedi TPA yang Memakan Korban Jiwa

Fakta TPA di Indonesia: Dampak Sampah dan Tragedi TPA yang Memakan Korban Jiwa

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, Satumenitnews.com – Sampah menjadi salah satu masalah terbesar di Indonesia, dan tempat pembuangan akhir (TPA) sering kali menjadi titik tumpu bagi sampah yang terus menumpuk. Meskipun TPA berperan penting dalam pengelolaan sampah, namun dampak buruk dari pengelolaannya dapat mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat. Di Indonesia, beberapa fakta mengejutkan tentang TPA memberikan gambaran betapa mendesaknya perubahan dalam cara kita mengelola sampah.

Fakta TPA di Indonesia yang Harus Diketahui

  1. 90% Plastik Berakhir di TPA Sebagian besar sampah plastik yang digunakan di Indonesia berakhir di TPA atau lingkungan terbuka. Data ini mencerminkan kurangnya kesadaran dan pengelolaan sampah plastik yang baik di Indonesia, yang menyebabkan pencemaran lingkungan terutama di kawasan perkotaan.
  2. Pencemaran Air Tanah yang Mengancam Sebanyak 70% air tanah yang berada di dekat TPA, seperti Bantar Gebang, tercemar oleh cairan lindi, sebuah cairan berbahaya yang muncul akibat dekomposisi sampah. Pencemaran ini mengancam pasokan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dan berisiko memperburuk kualitas air tanah di banyak daerah.
  3. Gas Metana Menambah Pemanasan Global Gas metana yang dilepaskan dari proses dekomposisi sampah di TPA berkontribusi sebesar 8% terhadap emisi gas rumah kaca di Indonesia. Gas ini memainkan peran besar dalam pemanasan global, yang memperburuk dampak perubahan iklim secara lebih luas.
  4. Jumlah Sampah yang Menggunung Setiap Tahun Setiap tahun, Indonesia menghasilkan sekitar 38 juta ton sampah, dan sebagian besar dari sampah tersebut berakhir di TPA. Tanpa pengelolaan yang tepat, sampah yang menumpuk ini akan terus mengancam keseimbangan ekosistem dan meningkatkan risiko bencana lingkungan.
Baca juga :  Kumpulan Soal Ujian Kelas 6 SD 2021/2022 No 7

Peristiwa Tragis yang Tercatat dalam Sejarah TPA Indonesia

Beberapa tragedi yang terjadi di TPA Indonesia menunjukkan betapa buruknya pengelolaan sampah yang tidak teratur dan tidak memadai. Tragedi-tragedi ini menyebabkan korban jiwa dan menjadi peringatan penting bagi upaya pengelolaan sampah yang lebih baik.

  1. Longsor TPA Leuwigajah, Cimahi (2005) Pada 21 Februari 2005, terjadi longsor sampah terbesar kedua di TPA Leuwigajah, Cimahi, yang menewaskan 143 orang. Longsoran sampah yang meluncur ke kampung-kampung di bawahnya menyebabkan kerusakan hebat dan menghancurkan dua desa. Peristiwa ini memperlihatkan potensi bahaya besar yang bisa ditimbulkan akibat pengelolaan sampah yang tidak memadai.
  2. Kebakaran TPA Suwung, Denpasar (2019 & 2023) Kebakaran besar melanda TPA Suwung di Bali pada tahun 2019 dan 2023. Kebakaran ini disebabkan oleh gas metana yang terbakar, memperburuk kualitas udara di sekitar wilayah tersebut. Kejadian ini menjadi peringatan tentang pentingnya pengelolaan yang baik di setiap TPA.
  3. Kebakaran TPA Bantar Gebang, Bekasi (2020) Pada 2020, kebakaran hebat terjadi di TPA Bantar Gebang, Bekasi, yang berlangsung selama beberapa hari akibat tingginya volume sampah yang sudah membusuk. Kebakaran ini menyebabkan polusi udara yang mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar area TPA.
  4. Longsor TPA Cipeucang, Tangerang Selatan (2020) Di TPA Cipeucang, Tangerang Selatan, longsor terjadi akibat penumpukan sampah yang terus meningkat tanpa pengelolaan yang baik. Kejadian ini menambah beban sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, serta membutuhkan waktu pemulihan yang lama.
  5. Kebakaran TPA Sari Mukti, Jawa Barat (2023) Kebakaran besar di TPA Sari Mukti, Jawa Barat pada 2023 mengakibatkan 669 warga terpapar asap tebal. Kejadian ini semakin memperburuk masalah sampah yang tidak dikelola dengan baik dan membahayakan keselamatan masyarakat.
Baca juga :  Guru Sertifikasi Swasta Desak Tambahan Gaji Rp 2 Juta dari Pemerintah

Situasi TPA di Indonesia Secara Keseluruhan

Di Indonesia, TPA masih dianggap sebagai solusi utama untuk mengatasi masalah sampah. Namun, banyak TPA yang kurang terkelola dengan baik, bahkan banyak yang rentan terhadap kebakaran dan ledakan. Beberapa fakta berikut menggambarkan situasi TPA yang kurang menguntungkan:

  1. TPA Masih Jadi Solusi Utama Meskipun ada upaya pengelolaan sampah dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan, TPA masih dianggap sebagai solusi utama dalam menangani sampah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan sampah perlu diperbaiki agar lebih efisien dan berkelanjutan.
  2. Kurangnya Pengelolaan yang Baik Sebagian besar TPA di Indonesia tidak dikelola dengan baik. Banyak TPA yang rentan terhadap kebakaran dan ledakan akibat penumpukan sampah yang tidak terkontrol.
  3. 46 Kasus Kebakaran TPA pada 2023 Pada tahun 2023, tercatat 46 kasus kebakaran yang terjadi di TPA, yang memperlihatkan betapa mendesaknya perbaikan dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
  4. Hanya 10% Sampah yang Masuk ke TPA Hanya 10% dari sampah yang diproduksi di Indonesia yang benar-benar masuk ke TPA yang terkelola dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampah masih dibuang sembarangan atau tidak dikelola dengan benar.
Baca juga :  Bagian Tubuh dan Fungsinya: Panduan Belajar untuk Anak di Wonosobo

Melihat kondisi ini, pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025, mari kita semua lebih peduli terhadap masalah sampah ini dengan berkontribusi aktif menjaga kebersihan lingkungan.

You may also like

Leave a Comment