[PURWOREJO] – Songsong masa depan, warga Wadas studi banding ke Yogyakarta sebagai langkah awal persiapan pascapenambangan.
Adapun studi banding tersebut melalui perwakilan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sido Makmur Wadas sebagai wadah bisnis berkemajuan.
Sebelumnya, warga Wadas sendiri sempat viral melalui media sosial akibat pro dan kontra karena adanya rencana penambangan batu andesit.
Studi banding diikuti sebanyak 15 pengurus Bumdes Wadas yang berlangsung selama 21-22 Januari 2022 yang akan melihat dan mempelajari pengelolaan dan pengembangan di Umbul Nglanggeran, Patuk Gunung Kidul, Tebing Breksi, Kebun Buah Mangunan, dan Bumdes Panggung Lestari di Bantul.
Direktur Bumdes Wadas, Fuad Rofik berujar melalui studi banding tersebut dapat menjadi sarana untuk mempelajari keberhasilan yang sudah dikembangkan oleh Bumdes di wilayah lain.
“Kami menyongsong kemajuan desa kami. Salah satunya dengan mengembangkan Bumdes,” terangnya.
Sambungnya, Bumdes merupakah sebuah media bagi warga masyarakat untuk dapat bereksplorasi dalam bidang bisnis, dimana kepemilikan Bumdes tersebut secara mayoritas dimiliki oleh Pemerintahan Desa.
“Peningkatan kesejahteraan warga terdampak akibat proyek penambangan batu andesit yang akan digunakan sebagai fondasi Bendungan Bener, harus dikawal oleh kelembagaan ekonomi desa. Dalam hal ini Bumdes Sido Makmur, karena selain di situ ada keterlibatan warga juga menjadi pengawas, dalam soal penambangan batu andesit yang semula kami tolak,” ujarnya.
Kendati Bumdes memiliki fokus pada kegiatan bisnis, namun hadirnya Bumdes memiliki fungsi yang lebih luas yakni dapat menjadi wadah sosial dan politik bagi warga setempat.
“Untuk itu dulu ketika berdialog dan bernegosiasi dengan Pak Gubernur, pemrakarsa proyek Balai Besar wilayah Sungai Serayu dan Opak, kami meminta dilibatkannya Bumdes dalam pelaksanaan sekaligus pengawasan yang mewakili masyarakat terdampak,” ungkapnya.
Dengan segala potensi yang menarik, ia beserta jajaran berencana untuk membangun agrowisata pascapenambangan.
“Bayangan kami master plan itu wisata agro, di mana di pucuk ada embung untuk pengairan pertanian di sekitar lokasi,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa Wadas, Fahri Setianto berujar melalui proyek strategis nasional tersebut dapat membawa perubahan secara signifikan kepada desa yang ia pimpin.
“Desa kami akan mengalami satu perubahan besar baik secara lanskap maupun ekonomi, sosial budayanya akibat proyek strategis nasional ini, maka kami harus memperkecil dampak negatifnya dan memperbesar dampak positifnya, sebagai alat penyejahteraan masyarakat Desa Wadas. Untuk itu harus belajar dari daerah lain yang sudah sukses,” paparnya.
Tidak berjalan sendiri, studi banding Bumdes Wadas tersebut juga tak terlepas dari dorongan Gubernur Provinsi Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo.
Menurutnya Ganjar memang memiliki komitmen kuat dalam rangka peningkatan kelembagaan Bumdes termasuk soal bantuan modal.
“Selain itu Gubernur berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas baik pengurus maupun kelembagaan Bumdes, dan tentu saja bantuan modal,” imbuhnya. ***