satumenitnews.com – Sejenak lupakan ekspansi Rusia ke Ukraina, kita bahas dulu shchi, kuliner khas yang menjadi salah satu icon Rusia.
Selama bertahun-tahun shchi atau sub kubis asam manis ini menjadi favorit orang Rusia di masa lalu.
Meskipun resep dan metode membuat shchi telah berubah dari waktu ke waktu, satu hal utama tetap tidak berubah adalah menambahkan bahan asam.
Melihat sejarahnya kemungkinan besar dengan adopsi agama Kristen di Rusia pada akhir abad ke-10, kubis mulai digunakan dalam sup, seperti di tanah Bizantium.
Shchi dipandang orang Rusia bisa serba guna untuk semua paduan jenis makanan, selain itu Shchi juga bisa dikonsumsi baik di musim panas maupun musim dingin.
Di Rusia Shchi yang paling terkenal terbuat dari asinan kubis yang bahan dasarnya terbuat dari coklat kemerah-merahan atau jelatang, tetapi di musim panas bisa menggunakan kubis segar.
Dimasa lalu orang Rusia memiliki kebiasaan berpuasa dan pantang mengonsumsi makanan hewani selama 200 hari, dan Shchi menjadi makanan favorit para vegan ini.
Biasanya Shchi ditambah jamur, lobak, tepung gandum hitam atau soba di dalam sup untuk mengisi dan menambah rasa.
Dalam kasus khusus, mereka terkadang menambahkan bawang, lemak babi atau ikan bisa ditambahkan ke dalam shchi.
Jika pergi ke Rusia tengah, bagian daging sapi yang berlemak digunakan untuk shchi daging.
Variasi daging bisa menggunakan daging babi yang populer di wilayah selatan dan barat Rusia.
Ketika kentang muncul di Rusia pada awal abad ke-18, kentang juga mulai ditambahkan ke sup kubis.
Jauh sebelum pengaruh masakan Prancis datang ke Rusia, saus tepung merupakan komponen penting dari sup yang bisa memberikan kekentalan ekstra.
Shchi asli kuahnya sangat kental, untuk menyajikan sup ini dengan roti gandum hitam, rempah segar, dan krim asam kental.
Rahasia utama Shchi adalah membiarkan masakan ini selama sehari sebelum disajikan. (E1)
Referensi Artikel dari Russia Beyond