WONOSOBO – Perkebunan kopi seluas 2 hektar di Dusun Banjaran Pojok Kelurahan Kramatan Kecamatan Wonosobo mempunyai 2000 lebih batang tanaman kopi. Setelah pemiliknya meninggal dunia, perkebunan tersebut tidak terawat karena anaknya merantau ke negeri Sunda. Kini setelah dua puluh lima tahun, sang anak kembali ke kampung halaman berniat mengembangkan perkebungan kopi warisan orangtuanya tersebut.
Hal tersebut dituturkan pemilik lahan, Ediyatno bahwa lahan kopi yang dimilikinya ditanam sejak 70 tahun lalu. Tanaman tidak terawat setelah orang tuanya meninggal, sedangkan dirinya merantau sebagai asisten konsultan di Bandung sekitar dua puluh lima tahun yang lalu. Kini ia kembali ke tanah kelahiran, Wonosobo.
Kebun kopi yang lama tak terurus tersebut, saat ini sedang dilakukan pembenahan dan perawatan. Dalam perencanaannya, lahan berisikan 2000 pohon kopi jawa jenis Robusta tersebut akan dijadikan tempat wisata alam.
“Kebun kopi jawa jenis Robusta atau yang dikenal kopi Belanda ini benar-benar sudah tua pohonnya, sudah lama tidak terawat setelah orangtua saya meninggal sekitar 25 tahun lalu. Sedangkan saya merantau ke Bandung. Rencana kedepan tempat ini akan dijadikan obyek wisata alam kebun kopi yang memiliki berbagai edukasi dan fasilitas,” ujarnya, Rabu (06/01).
Dia menyampaikan, saat ini lahan tersebut sedang dirawat dan dilakukan pembenahan. Berawal adanya suport secara mental dari beberapa pelaku kopi nasional yang datang ke lokasi, melihat kondisi perkebunan kopi jawa yang sudah menjulang tinggi. Melihat kondisi tanaman kopi tersebut, beberapa orang menyarankan kepadanya untuk merawat kembali kebun yang dimilikinya, karena kopi jawa jenis robusta memiliki daya jual tinggi apalagi di Wonosobo jenis kopi tersebut sudah mulai langka.
“Saya mulai melakukan pembenahan dan perawatan mulai dua bulan lalu setelah diberi saran dari pelaku kopi nasional yang pernah datang melihat lahan perkebunan kopi saya. Saran secara mental sangat membantu untuk kelangsungan kedepan, baik untuk saya pribadi maupun warga setempat yang ikut mengelolanya,” katanya.
Kebun Kopi diharapkan Menjadi Tempat Wisata Andalan
Edi menambahkan, di area kebun kopi telah dibuat rumah kayu sebagai kedai tempat minum bagi para penikmat kopi. Mereka bisa menikmati berbagai varian rasa di bawah rindangnya pohon kopi. Tempat tersebut akan dijadikan obyek wisata kebun kopi bernuansa alam.
“Saat ini sudah tersedia berbagai macam varian rasa kopi yang bisa dinikmati. Sembari beristirahat, ngobrol bersama teman-teman bisa menikmati kopi langsung di bawah rindangnya pepohonan, bisa merasakan sejuknya udara di sekeliling perkebunan. Pengunjung dijamin betah, tidak bosan ketika berada di tempat bernuansa alam yang sangat nyaman dan sejuk. Ditambah menjelang sore terdengar suara kicauan burung dan tongperet yang menjadikan suasana lebih asyik ,” papar Edi.
Sementara itu Supriyono, salah satu tokoh masyarakat menyarankan kepada pemilik kebun kopi untuk lebih semangat dalam melakukan pembenahan lahan yang sudah lama tidak terawat tersebut, apa lagi rencana kedepan tempat tersebut akan dijadikan tempat wisata alam dengan melibatkan pemuda dan warga masyarakat. Wisata alam ini diharapkan akan menambah lapangan pekerjaan, mengangkat perekonomian bagi warga setempat.
“Sebagai masyarakat saya sangat setuju tempat ini akan dijadikan wisata alam, yang akan menampung usaha kecil yang dimiliki warga sekitar, nantinya akan meningkatkan taraf kehidupan mereka. Semoga kedepan Kelurahan Kramatan akan mempunyai icon sendiri, berciri khas, berkarakter, yang akan menjadi tempat kunjungan banyak orang,” timpal Supriyono. (Budilaw79/e2)