Wonosobo, satumenitnews.com – Dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Wonosobo pada 5 September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bahwa kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan signifikan.
Pada 2024, angka kemiskinan tercatat sebesar 15,28%, menurun dari 21,45% pada tahun 2015.
“Penurunan ini menunjukkan tren positif, selaras dengan kondisi nasional,” jelas Drs. Mustaqim, S.ST., S.E., M.Si.**, Kepala BPS Wonosobo.
Namun, di balik penurunan angka tersebut, terdapat tantangan besar terkait kesenjangan pendapatan.
Data menunjukkan bahwa gini ratio* di Wonosobo mengindikasikan bahwa kelas menengah mengalami kesulitan untuk naik ke kelas ekonomi atas, sementara mereka lebih rentan tergelincir ke kelas ekonomi bawah.
“Sektor pertanian masih menjadi pekerjaan utama, namun kontribusi sektor ini terhadap PDRB lebih rendah dibandingkan sektor jasa,” ungkap Mustaqim.
Kualitas sumber daya manusia juga menjadi tantangan.
Rata-rata lama sekolah (RLS) di Wonosobo hanya mencapai 6,89 tahun, setara dengan kelas 1 SMP, sementara angka harapan hidup (UHH) pada tahun 2023 berada di angka 72,17 tahun, salah satu yang terendah di Provinsi Jawa Tengah.
Wakil Bupati Wonosobo, Muhamad Albar, menambahkan bahwa pemerintah daerah akan terus berfokus pada peningkatan akses pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Beberapa inisiatif telah dijalankan, seperti pemberian beasiswa dan upaya memperbaiki data pendidikan melalui Dapodik.
“Kami sedang menyelesaikan kendala terkait invalid data Dapodik yang menyebabkan banyak siswa belum tertampung di sekolah,” tegas Albar.
Ke depan, pemerintah daerah berencana memperluas program bantuan sosial dan meningkatkan pelatihan keterampilan bagi masyarakat miskin untuk menciptakan lebih banyak peluang ekonomi.
“Kami berkomitmen untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di Kabupaten Wonosobo,” tutup Albar.
Noted: Gini ratio atau Koefisien Gini
*#Gini ratio atau Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan distribusi pendapatan atau kekayaan dalam suatu populasi. Nilai Gini ratio berkisar antara 0 hingga 1, di mana:
– Nilai 0 berarti pemerataan sempurna, yang artinya setiap orang memiliki pendapatan atau kekayaan yang sama.
– Nilai 1 berarti ketidakmerataan sempurna, yang menunjukkan bahwa satu orang memiliki seluruh pendapatan atau kekayaan, sementara yang lain tidak memiliki apa-apa.
Koefisien Gini sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi di suatu negara atau wilayah. Semakin tinggi nilai Gini, semakin besar ketimpangan pendapatan di negara tersebut.