Wonosobo, satumenitnews.com – Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Wonosobo semakin merata, dengan kelompok-kelompok berisiko yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pencegahan dan pengobatan.
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo bersama LSM terkait terus berupaya menurunkan angka penularan dan mengurangi stigma yang masih ada.
Kelompok Berisiko Tertular HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat menular melalui beberapa saluran yang telah dikenal, dengan kelompok-kelompok tertentu yang lebih berisiko terkena virus tersebut. Heriyono, SKM MM, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Wonosobo, menyebutkan beberapa kelompok yang paling rentan tertular HIV:
1. Wanita Pekerja Seks (PSK)
Pekerja seks menjadi salah satu kelompok dengan risiko tinggi tertular HIV karena adanya hubungan seksual yang tidak aman. Dinas Kesehatan Wonosobo bersama LSM, seperti Wonosobo Youth Center (WYc), secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap kelompok ini guna mencegah penularan lebih lanjut.
2. Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki (LSL)
Kelompok ini juga termasuk dalam kategori yang rentan terhadap penularan HIV. Pemeriksaan rutin dilakukan di antara kelompok LSL untuk mendeteksi dini dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
3. Pengguna Narkoba Suntik
Penggunaan jarum suntik secara bergantian di kalangan pengguna narkoba suntik menjadi saluran utama penularan HIV. Kelompok ini juga menjadi sasaran pemeriksaan untuk memastikan agar tidak ada penularan virus yang tidak terdeteksi.
4. Ibu Hamil
Pemeriksaan HIV pada ibu hamil menjadi prioritas untuk menghindari penularan dari ibu ke bayi. Dinas Kesehatan juga berfokus pada pencegahan penularan melalui tindakan medis yang tepat saat persalinan.
Kecamatan Wonosobo Paling Banyak Mencatatkan Kasus
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Wonosobo, Kecamatan Wonosobo menjadi daerah dengan jumlah penderita HIV terbanyak, dengan sekitar 180 kasus yang tercatat sejak tahun 2004. Meski demikian, hampir seluruh 15 kecamatan di Wonosobo kini memiliki penderita HIV.
Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV tidak hanya terbatas pada satu daerah, melainkan merata di seluruh wilayah Kabupaten Wonosobo.
Penyebaran HIV di Wonosobo ini mencakup berbagai kelompok berisiko, seperti PSK, LSL, pengguna narkoba suntik, dan ibu hamil. Pemerintah kabupaten, bersama LSM lokal, telah bekerja keras untuk melakukan deteksi dini dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.
Pencegahan dan Pengobatan HIV di Wonosobo
Dinas Kesehatan Wonosobo terus melaksanakan program pencegahan dan pengobatan HIV dengan menyediakan pemeriksaan rutin di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Wonosobo. Program pemeriksaan untuk ibu hamil dan calon pengantin juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa pasangan yang ingin menikah atau memiliki anak dalam keadaan sehat dan bebas dari HIV.
Salah satu program yang juga dijalankan adalah pemberian obat pencegahan HIV bagi kelompok berisiko, untuk meminimalisir kemungkinan tertular.
Heri menegaskan bahwa edukasi kepada kelompok berisiko sangat penting untuk menurunkan angka penularan, dan agar mereka mau menjalani pengobatan rutin yang dapat mengontrol virus HIV.
Mengurangi Stigma terhadap Penderita HIV
Meskipun pengobatan HIV sudah tersedia dan efektif, stigma sosial terhadap penderita HIV masih menjadi masalah besar. Banyak orang yang merasa takut atau malu untuk mengungkapkan status HIV mereka karena takut dikucilkan.
“Stigma terhadap penderita HIV harus dihentikan. Mereka berhak untuk hidup normal seperti orang lain,” tegas Heri.
Pemerintah Wonosobo bersama LSM lokal berusaha untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap HIV, dengan menjelaskan cara penularan yang sebenarnya, yakni melalui hubungan seksual yang tidak aman, transfusi darah, penggunaan jarum suntik bergantian, dan dari ibu ke bayi.
“Penderita HIV tidak harus dijauhi. Yang harus dijauhi adalah virusnya,” lanjutnya.