Wonosobo, Satumenitnews.com – Melalui aksi moderasi beragama, ajarkan toleransi beragam bagi para pelajar. Hal tersebut menjadi program prioritas Pemkab Wonosobo dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Penguatan aksi moderasi beragam tersebut disampaikan langsung oleh Pembina Towel Wonosobo Idham Cholid pada acara Penguatan Aksi Moderasi Beragama bagi Siswa Sekolah pada Rabu (23/11/2022), di Pendopo Selatan.
Menurutnya, berdasarkan data nasional, jumlah peserta didik di Indonesia ada sekitar 61,3 juta atau 22% dari populasi penduduk Indonesia.
Dari data tersebut ditemukan sebanyak 51 juta yakni pelajar SD dan SMP, 7,3 juta mahasiswa, 2,6 juta guru, dan 308 ribu orang dosen.
Melalui jumlah yang besa tersebut diharapkan dapat menjadi mesin penggerak program moderasi beragama di sekolah agar dapat menjadi contoh untuk kehidupan bermasyarakat.
“Dari jumlah yang besar tersebut, saya berharap mampu menjadi motor penggerak dalam menyukseskan program moderasi beragama di sekolah sebagai laku hidup kita, karena moderasi bukan paham atau aliran namun menjadi cara pandang sikap dan perilaku kehidupan bermasyarakat,” ujar Idham.
Kedepannya menurut Idham, penguatan aksi moderasi beragama di sekolah akan di adakan dalam bentuk dialog interaktif bersama para guru agama SMP dan SMA se-Wonosobo.
Selain itu juga akan diwujudkan dialog interaktif bersama pengurus OSIS SMP dan SMA se-Wonosobo. Nantinya akan di pilih 10 lembaga pendidikan sebagai percontohan.
“Melalui program ini mudah-mudahan mampu menjawab permasalahan seperti perundungan atau intoleransi di sekolah yang kita hadapi akhir-akhir ini, sehingga akan tercipta solidaritas, integritas, dan tenggang rasa yang terus akan kita pupuk, moderasi beragama di sekolah juga harus dikuatkan secara digital,” harap Idham.
Senada dengan Idham, Direktur Pendidikan Agama Islam, Amrullah menekankan pentingnya kerja sama untuk mengiplmentasikan moderasi beragama di sekolah.
Ia tak lupa mengajak seluruh unsur peserta didik dan guru untuk dapat mengenal mengenai pelaksanaan moderasi bagi siswa di sekolah.
“Jadilah guru pendidikan agama yang hebat, manfaat, dan bermartabat, saya sangat mengapresiasi Kabupaten Wonosobo yang dapat menggelar kegiatan ini dan memberikan manfaat luar biasa, kita harus mampu menjadikan Indonesia lokus klasik yang terbaik dalam mewujudkan hidup yang aman, dan toleransi yang tinggi,” tambahnya.
Rektor Unsiq Wonosobo Sukawi juga berpendapat bahwa gerakan moderasi beragama dapat digunakan untuk melakukan pencegahan gerakan radikalisme khususnya yang ada di sekolah. Menurutnya tensi tersebut akan sangat tinggi ketika jelang pemilu 2024 yang akan datang.
“Di setiap sekolah praktik beragama harus dilembagakan melalui bentuk ekstrakurikuler dapat dimulai dari pemahaman keagamaan, ilmu kebijaksanaan, dan kearifan kita, selain itu aksi moderasi beragama di sekolah dimohon perhatikan tiga aspek penting yaitu makro pendidikan, mikro pendidikan, dan aspek meso, saya mohon aksi ini berkelanjutan dan membudaya di kehidupan kita,” ucapnya. ***