Wonosobo, satumenitnews.com – Tagline “UNSIQ Mendunia dengan Al-Qur’an” menjadi simbol ambisi besar kampus untuk mengintegrasikan nilai-nilai Qur’ani dalam dunia akademik. Branding ini melanjutkan konsep lama “Kuliah Plus Ngaji” yang mengakar kuat di UNSIQ.
Menurut Rossihan Anwar, Pimpinan Redaksi Pers Mahasiswa UNSIQ, gagasan ini merepresentasikan identitas kampus yang unik.
“Tagline ini harus menjadi lebih dari sekadar slogan. UNSIQ perlu membuktikan bahwa nilai-nilai Qur’ani bisa membawa kampus bersaing di tingkat internasional,” katanya.
Meski demikian, mahasiswa berharap visi besar ini diiringi dengan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan.
“Keberhasilan kampus bukan diukur dari slogan, tapi dari kontribusi nyata mahasiswa dan alumninya,” ujar seorang mahasiswa UNSIQ.
Kebebasan Akademik yang Mulai Luntur
Hak mahasiswa untuk kebebasan akademik telah diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, khususnya Pasal 8 ayat (1). Namun, Anwar menilai kebebasan ini mulai terpinggirkan oleh prioritas pembangunan fisik.
“Membangun gedung itu penting, tapi lebih penting membangun diskusi yang sehat, fasilitas organisasi, dan ruang eksplorasi mahasiswa,” ujarnya.
Anwar menyayangkan minimnya ruang diskusi bagi mahasiswa untuk menggali data dan fakta secara mendalam.
Seorang mahasiswa mengungkapkan keresahannya, “Kami butuh lebih dari sekadar ruang kuliah. Fasilitas organisasi dan diskusi ilmiah adalah pondasi kebebasan akademik yang kini mulai hilang.”
Tantangan Menuju Kampus Ideal
Menuju cita-cita menjadi kampus internasional, UNSIQ menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah implementasi Kurikulum Merdeka yang menuntut mahasiswa lebih mandiri dalam belajar.
Di sisi lain, mahasiswa juga harus memenuhi tuntutan akreditasi, internasionalisasi, dan pengembangan keilmuan.
Anwar menilai Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang.
“Mahasiswa sering merasa menjadi objek kebijakan tanpa diberi ruang berkontribusi,” katanya.
Target UNSIQ untuk diakui secara internasional pada 2031 menjadi pekerjaan besar. Namun, target ambisius ini membutuhkan kerja keras seluruh pihak, bukan hanya pihak kampus.
Mewujudkan Visi Qur’ani di Dunia Akademik
Prinsip “Transformasi, Humanis, Qur’ani” menjadi dasar bagi UNSIQ untuk mencapai visinya. Namun, Anwar mengingatkan agar implementasi prinsip ini tidak hanya terlihat dalam pembangunan fisik.
“Kampus Qur’ani harus fokus pada pendekatan moral dan keilmuan. Makna besar Al-Qur’an tidak hanya dibuktikan lewat infrastruktur,” tegasnya. Ia berharap kampus ini dapat membangun reputasi berbasis nilai-nilai Qur’ani yang mendalam.
Menuju World Class Qur’anic University
UNSIQ mengadaptasi status World Class University menjadi World Class Qur’anic University, dengan fokus pada nilai-nilai Islam dalam dunia akademik. Anwar menyebut ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas kampus.
Civitas akademika UNSIQ saat ini berjuang untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal internasional. Salah satu pencapaian penting adalah penelitian berjudul “Paradigma Berbasis Al-Qur’an dalam Integrasi Sains di Universitas Sains Al-Qur’an, Indonesia” yang diterbitkan dalam jurnal HTS Theological Studies.
“Publikasi ini bukti nyata bahwa UNSIQ bisa bersaing di level global. Tapi ini baru awal, masih banyak yang harus dilakukan,” ujar Anwar.