Home » Tim Jelajah Kopi Nusantara Cicipi Kopi di Kaki Gunung Muria Kudus

Tim Jelajah Kopi Nusantara Cicipi Kopi di Kaki Gunung Muria Kudus

by Biro Kudus
Listen to this article

KUDUS – Tim Jelajah Kopi Nusantara kali ini menyambangi Kota Kretek untuk menikmati cita rasa kopi di Lereng Gunung Muria. Bertempat di Pijar Park, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tegah, tim yang berjumlahkan enam orang tersebut disambut hangat oleh Kapolres Kudus, AKBP Aditya Surya Darma serta Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Catur Sulistiyanto.

kopimuria

Usai menikmati kopi di lereng gunung muria, tim jelajah kopi nusantar di perkenalkan dengan produk-produk kopi yang sudah ada di Kudus.

Saat mengetahui kopi yang di seduh dan di suguhkan merupakan berbagai jenis kopi yang dibuat oleh masyarakat Kudus,  AKBP Aditya Surya Darma mengucapkan banyak terima kasih kepada tim Jelajah Kopi Nusantara. Ia berharap acara ini bisa membuat kopi Kudus lebih dikenal banyak orang.

“Saya berharap kopi di Kudus bisa berkembang dan dikelola dengan baik. Bisa dikenal di seluruh Indonesia. Sehingga, masyarakat luas tahu, ini lho kopi khas Kudus,” harap Aditya selepas berbincang dengan tim Jelajah Kopi Nusantara.

Baca juga :  Petani di Watumalang Kehilangan Motor, Pelaku Curanmor Dibekuk di Terminal Dieng

Sementara itu, Ketua Tim Jelajah Kopi Nusantara Ahmad Bahar mengungkapkan, salah satu tujuannya singgah di Kudus adalah ingin memasukkan kopi Kudus ke dalam ensiklopedi kopi Indonesia. Di mana, diketahui tim dari Jelajah Kopi Nusantara adalah para jurnalis dan penulis.

“Output dari kegiatan kami ini ada 3 nantinya. Yang pertama berita harian, kedua konten Youtube, dan terakhir akan kami buat ensiklopedi kopi Nusantara. Salah satunya kopi khas dari Kudus, ” jelasnya kepada awak media yang hadir.

Ahmad Bahar juga menjelaskan, kegiatan yang dia dan kawan-kawannya lakukan ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Maret lalu. Untuk etape pertama, pihaknya menargetkan menjelajah di 21 kota maupun kabupaten yang tersebar di Pulau Jawa. Mulai dari Bandung, Sumedang, Ciamis, Salatiga, Kudus, dan nantinya akan ke Solo.

Baca juga :  Hari Ibu, Momentum Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

“Setelah dari Kudus, nanti akan ke Solo. Jelajah kopi nusantara ini berusaha untuk mencover semua kopi khas yang ada di Indonesia,” katanya.

Jika Dikelola Dengan Baik Kopi Kudus Berpeluang Mendunia

Bukan hanya mencicipi citarasa kopi khas masing-masing daerah, Jelajah kopi nusantara juga ingin mengetahui bagaimana tradisi ngopi di setiap daerah.

“Yang ingin kita dapatkan bukan hanya kebun kopi, tapi tradisi ngopi di daerah itu bagaimana,” kata Ahmad Bahar.

Tim Jelajah Kopi Nusantara Cicipi Kopi di Kaki Gunung Muria Kudus

Bahar juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya membantu pemerintah dalam mengembangkan industri kopi di Indonesia. Bahkan kopi diharapkan bisa menjadi industri rakyat dan membantu perekonomian rakyat.

Sebelum melanjutkan aktivitasnya, Ahmad Bahar menyampaikan harapannya agar Pemkab Kudus bisa ikut membantu meningkatkan industri kopi di Kota Kretek.

Baca juga :  Disparbud Wonosobo Gandeng Pammbos Garap Pengembangan Pariwisata

“Peluang kopi kudus mendunia sangat besar, Citarasanya sangat khas. Tapi semuanya tergantung para pelaku sendiri, bagaimanapun peran pemerintah juga terbatas. Jadi sekarang yang lebih penting adalah bagaimana kawan-kawan berkreasi, punya kemauan kuat untuk membangkitkan industri kopi di Kudus,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Catur Sulistiyanto menanggapi pesan Bahar. Ia mengaku tidak dapat berbuat banyak tahun lalu, di tahun 2020 anggaran fokus untuk refocusing. Namun ia berkata di tahun 2021 anggaran dana bisa digunakan untuk membantu petani kopi kudus.

“Ini kan sama-sama di Lereng Gunung Muria, dalam wilayah kita. Kita fokus kemarin ke Rahtawu. Dan tahun 2020 kita fokus untuk refocusing, kemungkinan tahun 2021 ini bisa kita laksanakan karena ada bantuan dari pemerintah pusat, berupa rumah kopi,” jelasnya.

Catur juga membeberkan ada dana dari APBN dan dana dari Provinsi Jatenguntuk mendorong pengembangan kopi Rahtawu.  “Kedepan orientasi kopinya organik, kita juga akan bentuk menjadi desa organik,” tutupnya. (yk/e1)

You may also like

Leave a Comment