Home » Siswa Kudus Torehkan Prestasi Lewat Game of Hajj

Siswa Kudus Torehkan Prestasi Lewat Game of Hajj

by Hasan
Listen to this article

KUDUS – Dua siswi cantik di Kabupaten Kudus berhasil menyabet medali di tiga ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) internasional berkat membuat aplikasi Game Of Hajj.

Game ini dibuat langsung oleh dua siswi kelas 8 MTs NU Banat Kudus. Mereka yakni, Syatta Imtiyaaz Thuvaila dan Dea Maulina Zukhrufa. Game Of Hajj sendiri merupakan permainan edukasi mengenai pelaksanaan ibadah haji.

Awalnya permainan ini dibuat untuk ajang LKTI Khayyam internasional Invention and Innovation Festival yang digelar Negara Iran. Dalam kesempatan tersebut, mereka berhasil menorehkan medali perak.

Dari ajang tersebut, medali perak kembali ditorehkan Game Of Hajj di ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad yang digelar November 2020 lalu.

Baca juga :  Hasil Survey Litbang Kompas: Mayoritas Warga Wonosobo Puas dengan Kinerja Pemkab, Bidang Ekonomi Masih Perlu Perbaikan

Game Of Hajj sendiri, dikemas dengan desain yang lebih canggih. Hingga sukses menorehkan medali emas dan spesial award di ajang Asean Innovative Science Environmental Enterpreneur Fair (AISEEF) yang diikuti 20 negara di bulan Februari 2021 lalu.

Syatta, salah satu pembuat Game Of Hajj mengatakan berawal dari pendidikan ibadah haji yang menjadi salah satu mata pelajarannya di kelas 8. Dari situ, dia dan temannya mendapatkan inspirasi.

“Selama ini untuk melakukan praktek manasik haji pastinya membutuhkan tempat yang luas dan sarana prasarana pendukung. Dari situ, kami terinspirasi untuk membuat pembelajaran haji yang lebih sederhana dan tidak membutuhkan tempat yang luas,” jelasnya pada awak media.

Baca juga :  Kenalkan Tugas Polisi, Paud Bhina Sakti Kunjungi Polres Wonosobo

Lebih lanjut, aplikasi yang berisikan teori-teori pelaksanaan ibadah haji dan game menarik ini memang cukup relevan menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi remaja.

“Tidak hanya teori-teori saja, tapi juga ada audio dan animasi bergeraknya juga,” tuturnya.

Lebih lanjut, Syatta mengungkapkan dirinya bersama Dea membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menyelesaikan game ini. Pembuatan animasi dan pengkodingan dinilainya menjadi proses tersulit dalam penyusunan Game Of Hajj.

“Dalam pembuatan game ini, kita difasilitasi dan dibimbing guru-guru dari SMK Raden Umar Said Kudus,” imbuhnya.

Sementara itu, Dea, menambahkan saat ini Game Of Hajj belum tersedia untuk umum. Rencananya aplikasi ini dalam waktu dekat akan digunakan untuk pembelajaran internal di MTs NU Banat Kudus.

Baca juga :  Pemeriksaan Kesehatan 13 Pasangan Bakal Calon Bupati di RSUD Margono Purwokerto Dimulai

“Rencana untuk internal Banat dulu. Mungkin setelah dipatenkan cakupan penggunanya diperluas,” ungkap dia.

Temuan aplikasi ini, masih kata Dea, diharapkan dapat memudahkan siswa dan masyarakat yang sedang belajar pelaksanaan haji. (yk/e2)

You may also like

Leave a Comment

error: Content is protected !!