Rembug Stunting Jilid II di Gelar
Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar rembuk stunting jilid II yang melibatkan Camat, Kepala Desa, Lurah dan Bidan Desa, Senin (28/8/2023) di Pendopo selatan.
Untuk merealisasikan program pencegahan stunting dengan optimal, sehingga target penurunan stunting dapat tercapai, termasuk dengan mengaktifkan kembali program Jogo Tonggo guna mengentaskan permasalahan stunting ini.
Kontribusi penurunan prevalensi stunting dari berbagai pihak sangat diperlukan guna mencapai target tersebut, sekaligus mewujudkan tujuan utama kita yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Melalui rembug ini kita dapat meningkatkan komitmen semua pihak, sehingga upaya konvergensi dalam rangka penanganan stunting dapat secara efektif mencapai tujuan, seiring pelaksanaan komitmen bersama yang sinergis. Selain itu, saya harap upaya konvergensi bersama ini mampu mencegah munculnya lebih banyak permasalahan stunting, jangan sampai ada kasus stunting baru di kabupaten kita, sebagaimana cita-cita kita semua untuk mewujudkan zero new stunting,” ungkap Afif.
Sementra itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno Afif Nurhidayat menjelaskan.
Kegiatan rembug stunting menjadi salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan, intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan.
“Penurunan angka stunting di Wonosobo memang cukup konsisten. Saya mengharapkan komitmen, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting terutama para Kades dan Bidan Desa yang langsung berperan penting. Sesuatu tema Rembuk stunting ‘Kabupten Wonosobo Menuju Zero New Stuntung’ ini merupakan salah satu upaya evaluasi dan menemukan strategi dalam penurunan stunting,” pintanya.
Menurutnya, Target penurunan stunting menjadi catatan penting dan sebagai dasar dalan rumbug ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama.
“Melalui rembug Stunting ini kita belajar dari pengalaman ODF kemarin. Kita kupas data Stunting sekarang update seperti apa, intervensi yang sudah diberikan seperti apa dan yang kurang apa saja untuk kedepan bisa di kerjakan bersama-sama. Kami menargetkan Wonosobo di tahun 2023 dibawah 14%. Sehingga kali ini kita libatkan seluruh sektor sampai pemangku kepentingan dibawah. Kepala Desa yang paham wilayah dan bidan desa yang setiap hari paham kondisi kesehatan masyarakat. Melalui rembug Stunting adalah untuk mengetahui bagaimana mengupayakan. Selain itu juga untuk menggali berbagai persoalan yang terjadi agar dicarikan solusi bersama,” ujarnya.
Dyah juga mengatakan rembug stunting juga dijadikan momentum meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam penanggulangan stunting yang menjangkau seluruh sasaran, baik balita, keluarga dan masyarakat.
Untuk itu perlu sinergitas antara seluruh sektor terkait yang berhubungan dengan penurunan stunting yang lebih intensif sehingga penurunan stunting di Wonosobo dapat cepat tercapai.