Home » Pengabdian Hanya untuk Guru Honorer? Refleksi HUT PGRI & Hari Guru Nasional 2024

Pengabdian Hanya untuk Guru Honorer? Refleksi HUT PGRI & Hari Guru Nasional 2024

Pengabdian Guru Honorer: Refleksi HUT PGRI & Hari Guru Nasional 2024

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, Satumenitnews.com – Dalam edisi spesial podcast YouTube Lintas Topik berjudul HUT PGRI & Hari Guru Nasional 2024, Selasa (26/11/2024), perbincangan hangat tentang peran guru honorer menjadi sorotan utama. Ketua PGRI Kabupaten Wonosobo, Suratman, menyampaikan tantangan pendidikan di daerah, khususnya terkait kesejahteraan guru.

“Dalam tema tahun ini, Guru Bermutu, Indonesia Maju, kami berharap guru honorer dapat lebih dihargai. Mereka telah menyelamatkan pendidikan di banyak daerah, namun penghargaan yang diterima belum setimpal,” ujar Suratman.

Kesejahteraan Guru Honorer Masih Memprihatinkan

Dalam diskusi, Suratman mengungkapkan fakta mengejutkan. Beberapa guru honorer di Wonosobo hanya menerima honor sebesar Rp150.000 per bulan. Jumlah ini jauh dari layak, apalagi jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup.

Baca juga :  Peringati Hari Guru, Zoom Meeting Bahas Percepatan PPG dan Kesejahteraan

Vida Raihana, salah satu guru honorer yang juga hadir dalam podcast, menceritakan pengalamannya mengajar di SD Negeri Lamuk Dua, sebuah sekolah di kaki Gunung Sumbing.

“Honorer seperti saya memang banyak belajar langsung dari pengalaman. Tapi, dengan honor yang rendah, kebutuhan sehari-hari sulit terpenuhi,” ungkap Vida.

Menurut data PGRI, jumlah guru honorer di Wonosobo mencapai 4.850 orang. Sebagian besar mengisi kekosongan tenaga pengajar di berbagai tingkat pendidikan. Namun, status mereka sering terabaikan karena belum terdaftar di Dapodik (Data Pokok Pendidikan).

Tantangan Transformasi Digital di Pendidikan

Diskusi dalam podcast juga menyoroti transformasi digital yang kini mulai diterapkan di pendidikan, seperti pengenalan AI dan coding. Namun, kondisi sekolah di daerah terpencil, seperti Lamuk, belum siap dengan kurikulum ini.

Baca juga :  Dampak Popok Sekali Pakai: Jumlah Pemakaian dan Komposisi Material yang Perlu Diketahui

Vida menambahkan, “Fasilitas sekolah kami belum mendukung transformasi teknologi. Anak-anak lebih membutuhkan bimbingan karakter dan pengajaran langsung dibanding teknologi canggih.”

Suratman sepakat bahwa infrastruktur dan pelatihan bagi guru perlu menjadi prioritas, terutama di daerah terpencil.

“Transformasi digital penting, tapi jangan sampai melupakan fondasi dasar pendidikan,” tegasnya.

Kriminalisasi Guru: Ancaman Serius bagi Pendidikan

Tema lain yang diangkat adalah kriminalisasi guru. Kasus-kasus intimidasi terhadap guru, bahkan tuntutan hukum, menciptakan rasa gamang di kalangan pendidik.

“Undang-undang perlindungan guru harus segera diwujudkan. Guru butuh kepastian hukum agar tidak takut dalam menjalankan tugas mendidik,” ujar Suratman.

Harapan untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-79 ini menjadi momen refleksi besar. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat. Dukungan terhadap guru honorer dan peningkatan kesejahteraan mereka adalah langkah awal untuk memperbaiki sistem pendidikan.

Baca juga :  Wamen Agama: Insentif Guru Non-PNS Diharapkan Naik dari Rp 250 Ribu ke Rp 1 Juta Per Bulan

Podcast Lintas Topik ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati peran guru, khususnya mereka yang bekerja tanpa pengakuan yang layak.

Seperti yang dikatakan Suratman, “Guru adalah kunci kemajuan bangsa. Jika guru tidak terlindungi dan sejahtera, bagaimana kita bisa membentuk generasi yang bermutu?”

Sumber: Podcast Lintas Topik, Edisi Spesial: HUT PGRI & Hari Guru Nasional 2024.

You may also like

Leave a Comment

error: Content is protected !!