Wonosobo, satumenitnews.com – Sumekto Hendro Kustanto, Kasatpol PP Wonosobo, mengungkapkan tantangan dan strategi yang dihadapi dalam menjaga ketertiban di Wonosobo.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, dia menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menegakkan ketertiban di kota Wonosobo.
Sumekto menekankan pentingnya pendekatan yang manusiawi dan dialog dalam menangani pelanggaran aturan, terutama yang melibatkan pedagang kaki lima.
Dia menjelaskan bahwa ketegasan sebenarnya bisa diterapkan, namun seringkali diperlukan pemakluman karena kondisi ekonomi masyarakat yang sulit.
“Sebetulnya kalau kita pengin tegas, bisa. Kita nggak pernah mengizinkan, tapi kadang kita hanya memaklumi aja karena kondisi ekonomi masyarakat sekarang kan baru susah, baru sedihlah. Saat-saat di mana anak orang tua harus sekolah ke pesantren, anak kita… Kalau kami ASN, per bulan sudah dapat luar biasa. Mereka makan sehari kerja sehari untuk makan sehari,” jelas Sumekto.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah relokasi pedagang kaki lima.
“Beberapa waktu yang lalu kan juga sudah ada relokasi untuk pedagang di taman Ainun Habibi. Melihat tiga bulan ke belakang, ternyata ada beberapa upaya dari pedagang untuk tetap berjualan di alun-alun,” katanya.
Namun, Sumekto menjelaskan bahwa pihaknya terus berdialog dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik.”Kami enggak bisa sendiri. Alhamdulillah, teman-teman baiklah membantu. Setelah pasca hari jadi ini, sudah mulai muncul 1, 2, 3 pedagang lagi. Makanya kami ada kegiatan Golden, yaitu kegiatan Satpol PP hari Minggu harus masuk untuk menjaga agar alun-alun steril, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati indahnya Wonosobo.”
Keterbatasan Anggaran dan Sumber Daya
Sumekto juga mengungkapkan keterbatasan anggaran dan sumber daya yang dimiliki Satpol PP Wonosobo.
“Anggaran kita terbatas. Bayangkan, anggaran Satpol PP kabupaten kota yang lain itu 17 miliar, 23 miliar. Kita itu hanya 7 miliar. Untuk honor dan gaji saja sudah sisa sedikit untuk penegakan Perda,” ungkapnya.
Dengan jumlah personel yang terbatas, dia menjelaskan bahwa pihaknya seringkali harus memilih prioritas dalam penegakan aturan.
Sumekto menegaskan pentingnya pendekatan dialogis dalam penegakan aturan.
“Kami tidak mungkin datang sebagai pasukan yang menertibkan kemudian ada tangisan. Sebelum ada solusi, kita harus dialog, audiensi dulu. Kita saling menghormati. Kalau ada keluhan masyarakat, kita langsung tindak lanjuti. Misalnya pedagang jualan di trotoar, kita nunggu audiensi dan mereka. Enggak mungkin kita langsung usir. Kami enggak ingin berhadapan dengan cacat sendiri. Mending kita dialog, cari solusi,” tegasnya.
Dengan segala keterbatasan yang ada, dia dan tim Satpol PP Wonosobo tetap semangat menjalankan tugas mereka.
“Tetap semangat untuk masyarakat. Kita tetap semangat.” tutupnya.***