Home » Diskusi Terarah dan Penyerahan Bantuan Alat Posyandu: Upaya KITA INSTITUTE Turunkan Stunting di Wonosobo

Diskusi Terarah dan Penyerahan Bantuan Alat Posyandu: Upaya KITA INSTITUTE Turunkan Stunting di Wonosobo

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – KITA INSTITUTE bersama Yappika ActionAid menggelar diskusi terarah tingkat kabupaten yang membahas program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo. Diskusi ini juga menjadi momentum penting bagi penyerahan bantuan alat Posyandu kepada empat desa binaan yang selama ini menjadi fokus intervensi.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 24 Oktober 2024 ini diadakan di Ruang Rapat Bappeda Wonosobo dan dihadiri oleh 30 peserta, termasuk perwakilan dari berbagai dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta para kepala desa dari wilayah yang menjadi target intervensi.

Stunting dan Upaya Pemerintah Daerah

Stunting, yang didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya di daerah-daerah dengan akses kesehatan terbatas.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, pemerintah telah menetapkan lima strategi nasional untuk mempercepat penurunan stunting, termasuk peningkatan komitmen dan kepemimpinan di tingkat daerah.

Baca juga :  Disparbud Wonosobo Tetap Promosi Wisata dan Fokus Benahi Internal di Masa Pandemi

Wonosobo, salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang rawan stunting, berupaya maksimal dalam menjalankan program-program pencegahan. KITA INSTITUTE bersama dengan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) telah aktif berkoordinasi untuk memastikan implementasi program berjalan efektif, khususnya di Desa Sikunang, Desa Campursari, Desa Purwojiwo, dan Desa Lamuk.

Sejak Maret 2024, program intervensi Desa Sehat Kelanting yang diinisiasi oleh KITA INSTITUTE dengan dukungan dari Yappika ActionAid telah berjalan selama enam bulan di empat desa tersebut.

Program ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam memperbaiki gizi keluarga dan mengurangi angka stunting di desa-desa dampingan.

Dalam diskusi terarah kali ini, Moh. Dimas Adji Saputra, Koordinator Program Desa Sehat Kelanting, menyampaikan perkembangan terbaru dari program tersebut.

“Kami telah melihat peningkatan kesadaran masyarakat untuk rutin membawa balita mereka ke Posyandu, serta peningkatan kapasitas kader Posyandu dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih baik,” ujarnya.

Baca juga :  Wonosobo Raih Predikat Badan Publik Informatif, Masyarakat Diharap Menjadi Penilai Utama

Selain itu, forum ini juga digunakan untuk memaparkan praktik baik yang telah diterapkan di desa-desa tersebut, seperti Kebun Gizi yang diinisiasi di Desa Purwojiwo.

Kebun ini menjadi sumber pangan bergizi bagi masyarakat setempat, terutama bagi keluarga balita yang rawan stunting.

Rekomendasi dan Dukungan Lanjutan

Salah satu agenda penting dalam diskusi ini adalah penyampaian rekomendasi terkait isu stunting berdasarkan pengalaman lapangan selama enam bulan intervensi.

Eka Munfarida, salah satu pembicara dalam diskusi ini, menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai stakeholder di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa untuk keberlanjutan program ini.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Butuh sinergi dari semua pihak, baik pemerintah, kader Posyandu, maupun masyarakat sendiri untuk terus peduli terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak-anak kita,” jelasnya.

Diskusi ini juga menjadi ajang penyerahan panduan Pra Rembuk dan Rembuk Stunting yang ideal di desa-desa tersebut.

Baca juga :  Guru Tunanetra yang Gemar Nobar: Dari Radio hingga Siaran Langsung di Cafe

Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para kader Posyandu dan pemerintah desa dalam menangani isu stunting secara berkelanjutan.

Bantuan Alat Posyandu untuk Desa Binaan

Acara diskusi ini ditutup dengan penyerahan bantuan alat Posyandu kepada empat desa binaan, yaitu Desa Sikunang, Desa Campursari, Desa Purwojiwo, dan Desa Lamuk.

Bantuan ini meliputi peralatan medis dan non-medis yang dibutuhkan oleh kader Posyandu dalam menjalankan tugasnya, seperti timbangan bayi, alat pengukur tinggi badan, dan perlengkapan lainnya.

Penyerahan bantuan ini diharapkan dapat memperkuat fasilitas Posyandu di empat desa tersebut sehingga layanan kesehatan dasar, terutama untuk ibu dan balita, bisa semakin optimal.

Dengan program intervensi yang terus berjalan dan dukungan dari berbagai pihak, KITA INSTITUTE berharap upaya penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo dapat terus berlanjut.

“Kami berharap, pada 2045 nanti, Indonesia bisa benar-benar mencapai visinya untuk memiliki generasi emas yang sehat dan produktif,” tutup Dimas.

You may also like

Leave a Comment