Terima kasih atas umpan baliknya! Saya akan coba memperbaiki dan menekankan inti artikel sehingga terasa lebih fokus, menarik, dan punya “jiwa.” Berikut revisinya:
Banyumas, satumenitnews.com – Di tengah persaingan global yang semakin ketat, internasionalisasi perguruan tinggi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dr. Condro Wibowo, Ph.D., akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dalam seminar nasional bertajuk “Internasionalisasi Perguruan Tinggi: Lesson Learnt” yang digelar di Banyumas pada 14 Desember 2024.

“Dr. Condro Wibowo, Ph.D., memaparkan strategi internasionalisasi perguruan tinggi pada seminar nasional bertajuk ‘Internasionalisasi Perguruan Tinggi: Lesson Learnt’ di Banyumas, 14 Desember 2024.”
Internasionalisasi: Menghubungkan Lokal ke Global
Dr. Condro menyoroti pentingnya perguruan tinggi untuk tidak hanya berpaku pada standar lokal, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tuntutan global. Menurutnya, internasionalisasi bukan sekadar membangun jaringan internasional, melainkan menciptakan ekosistem pendidikan yang relevan dengan perkembangan dunia.
“Perguruan tinggi yang berhasil adalah yang mampu menjembatani keunggulan lokal dengan kebutuhan global. Internasionalisasi adalah jalan utama untuk mencapainya,” tegas Dr. Condro.
Tantangan Utama: Sumber Daya hingga Birokrasi
Dalam paparannya, Dr. Condro mengungkapkan sejumlah tantangan besar yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten dalam manajemen internasional. Selain itu, prosedur administrasi yang rumit dan pembiayaan yang minim juga menjadi kendala.
Namun, Dr. Condro menawarkan solusi nyata berdasarkan pengalamannya mengikuti pelatihan internasional di Spanyol, Jerman, dan Vietnam. Ia menekankan pentingnya pelatihan bagi tenaga pengajar dan staf administrasi untuk memahami manajemen proyek internasional.
Praktik Terbaik untuk Internasionalisasi
Dr. Condro memaparkan beberapa langkah konkret yang telah ia terapkan di Unsoed, seperti:
- Peningkatan Kapasitas SDM: Pelatihan intensif tentang manajemen internasionalisasi yang didukung oleh DAAD Jerman.
- Kolaborasi Global: Kerjasama dengan universitas bereputasi di Eropa dan Asia untuk memperluas akses mahasiswa dan dosen.
- Adaptasi Kurikulum: Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan global tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal.
“Internasionalisasi tidak harus dimulai dari langkah besar. Langkah kecil yang konsisten bisa menjadi fondasi untuk kemajuan,” jelasnya.
Forum Interaktif: Membuka Wawasan Baru
Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah. Dengan suasana diskusi yang interaktif, para peserta mendapatkan banyak wawasan baru tentang pentingnya internasionalisasi untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan kompetitif.
Melalui kontribusi Dr. Condro dalam seminar ini, Universitas Jenderal Soedirman kembali membuktikan komitmennya sebagai pionir internasionalisasi di Jawa Tengah.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk bersaing di tingkat global.