Jakarta, 10 November 2024 – Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) terus memperluas perannya dalam dunia olahraga di tanah air. Organisasi ini hadir bukan hanya untuk meningkatkan kebugaran, tetapi juga menjaga warisan budaya Nusantara melalui olahraga tradisional.
Dengan semangat inklusivitas, KORMI membawa konsep olahraga yang tidak melulu kompetitif, tetapi juga menyenangkan dan rekreatif.
KORMI, yang sebelumnya dikenal sebagai Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI), berdiri pada 9 September 2000. Perubahan nama menjadi Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) pada 2009, hingga akhirnya menjadi KORMI pada 2023, mencerminkan upaya organisasi ini untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat modern.
“Kami ingin olahraga masyarakat menjadi bagian dari gaya hidup. Ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tapi tentang kebahagiaan dan kesehatan,” kata Ketua Umum KORMI, Hayono Isman, dalam sebuah acara di Jakarta.
Festival Olahraga Nasional: Ajang Kebugaran dan Tradisi
Setiap dua tahun, KORMI menyelenggarakan Festival Olahraga Nasional (FORNAS) yang menjadi wadah unjuk gigi berbagai olahraga masyarakat.
Acara ini menampilkan beragam cabang olahraga tradisional dan kebugaran seperti gobak sodor, egrang, yoga, dan senam kebugaran.
FORNAS terakhir, yang digelar di Jawa Barat pada 2023, sukses besar.
Ribuan peserta dari seluruh Indonesia memeriahkan festival ini. FORNAS VIII yang akan diadakan di Nusa Tenggara Barat pada 2025 diharapkan semakin menonjolkan keunikan budaya lokal.
“FORNAS adalah tempat berkumpulnya semangat masyarakat untuk melestarikan budaya kita. Olahraga seperti gobak sodor atau tarik tambang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengajarkan kerja sama dan kebersamaan,” ujar Ketua Panitia FORNAS 2023, Agus Sugianto.
Tiga Pilar Utama KORMI
Dalam operasionalnya, KORMI memiliki tiga komisi utama yang menjadi pilar pengembangan olahraga masyarakat:
- Olahraga Kesehatan dan Kebugaran (OKK): Fokus pada senam, yoga, dan aktivitas yang menjaga kesehatan fisik dan mental.
- Olahraga Tradisional dan Kreasi Budaya (OTKB): Menjaga kelestarian olahraga tradisional seperti pencak silat dan karapan sapi.
- Olahraga Petualangan dan Tantangan (OPT): Mendorong olahraga seperti paralayang dan arung jeram yang melibatkan unsur eksplorasi alam.
Melalui ketiga komisi ini, KORMI ingin menjangkau berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Melestarikan Budaya Melalui Olahraga Tradisional
Salah satu misi KORMI adalah melestarikan olahraga tradisional yang hampir terlupakan. Permainan seperti gobak sodor, galasin, dan egrang kembali dihidupkan dalam berbagai kegiatan KORMI. Di beberapa daerah, permainan ini menjadi bagian dari kurikulum sekolah untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.
“Generasi muda perlu tahu permainan tradisional ini adalah identitas kita sebagai bangsa. Melalui KORMI, kami ingin permainan ini tetap hidup di tengah modernisasi,” kata Nur Aisyah, seorang guru olahraga di Jawa Timur.
Tidak hanya itu, olahraga tradisional seperti pencak silat juga diintegrasikan dalam program internasional. Beberapa komunitas di luar negeri mulai mempelajari seni bela diri asli Indonesia ini.
Membangun Pola Hidup Sehat
Olahraga kebugaran menjadi salah satu fokus utama KORMI. Program seperti senam kebugaran dan yoga mendapatkan respons positif dari masyarakat. Berbagai komunitas olahraga di bawah naungan KORMI secara aktif mengadakan kegiatan di ruang terbuka, baik di taman kota maupun desa.
Menurut data dari KORMI, partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga kebugaran meningkat hingga 40 persen dalam lima tahun terakhir.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
“Kami tidak hanya mengajak masyarakat untuk bergerak, tetapi juga mengubah pola pikir mereka agar lebih peduli terhadap kesehatan,” ujar Indah Kartika, seorang instruktur yoga di bawah KORMI.
Olahraga untuk Semua
KORMI terus berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam waktu dekat, KORMI merencanakan peluncuran program baru yang menggabungkan olahraga dengan teknologi digital.
Salah satu proyeknya adalah aplikasi yang memungkinkan masyarakat mengakses tutorial olahraga tradisional dan kebugaran secara online.
“Kami ingin olahraga masyarakat menjadi inklusif dan relevan. Dengan teknologi, kami berharap semakin banyak yang bisa berpartisipasi,” kata Hayono Isman.
Dari tradisi hingga inovasi, KORMI tidak hanya membangun kebugaran, tetapi juga menjaga identitas bangsa. Melalui program-programnya, KORMI menunjukkan bahwa olahraga adalah milik semua orang, tanpa memandang usia atau latar belakang.