Wonosobo, satumenitnews.com – Upaya menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) terus digalakkan di Kabupaten Wonosobo. Salah satu inisiatif terbaru datang dari Pondok Pesantren Safiinatunnaja Kalibeber yang resmi meluncurkan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) untuk jenjang Wustho (setara SMP) dan Ulya (setara SMA).
Program ini diharapkan mendukung Gerakan Mayo Sekolah yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
Sebagai bagian dari soft launching, pesantren ini menggelar seminar bertema “Peran Strategis PDF dalam Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dan Mengurangi Angka Putus Sekolah di Wonosobo”, Jumat (15/11/2024).
Acara tersebut menghadirkan Muhaimin, anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, serta Slamet Riadi, M.Pd.I, mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo.
Potensi Ekonomi Kreatif dari Pesantren
Dalam seminar, Muhaimin menyampaikan pentingnya memanfaatkan potensi besar pesantren untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Ia menyebutkan bahwa nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas pesantren adalah kekuatan utama dalam membangun keterampilan kreatif.
“Pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga wadah untuk melahirkan generasi kreatif yang mampu bersaing di era digital. Ini bisa dimulai dengan menguatkan kolaborasi antara pesantren dan dunia usaha,” ujar Muhaimin.
Ia menambahkan, kolaborasi tersebut bisa berupa pelatihan keterampilan atau akses pasar untuk mendukung usaha mandiri berbasis pesantren.
Slamet Riadi, dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa Wonosobo adalah daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi ketiga di Jawa Tengah. Menurutnya, pendidikan diniyah formal dapat menjadi solusi untuk menekan angka putus sekolah (APS) dan ATS di daerah ini.
“Pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama, pengetahuan umum, dan keterampilan hidup memberikan peluang yang lebih luas bagi santri untuk berkembang. Hal ini penting untuk mengentaskan ATS di Wonosobo,” ungkap Slamet, yang juga menjabat Ketua MKKS Kabupaten Wonosobo.
Resmi Beroperasi pada 2025
Ketua Yayasan Abu Bakar Shidiq, Edi Rohani, mengumumkan bahwa Pendidikan Diniyah Formal di Safiinatunnaja telah mengantongi izin operasional dari Kementerian Agama RI.
“Dengan izin operasional ini, PDF Safiinatunnaja siap beroperasi mulai 2025. Program ini menyediakan pendidikan formal berkualitas yang diakui secara legal dan memungkinkan lulusan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” kata Edi.
Edi juga menekankan kesiapan pondok pesantren dalam mendukung para santri. Selain pendidikan agama, pesantren ini sudah mengembangkan berbagai pelatihan keterampilan seperti perikanan, peternakan, dan menjahit.
Komitmen untuk Wonosobo Zero ATS
Pengasuh Pondok Pesantren Safiinatunnaja, Dr. KH Ngarifin Shidiq, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama menurunkan ATS di Wonosobo, yang pada 2023 tercatat mencapai 3.301 anak.
“Setiap anak memiliki hak atas pendidikan yang layak. Melalui PDF ini, kami berkomitmen untuk mendukung Gerakan Mayo Sekolah dan memastikan tidak ada lagi anak di Wonosobo yang tidak bersekolah,” tegas Ngarifin.
Selain pendidikan formal, para santri juga akan dibimbing untuk mendalami Al-Qur’an sekaligus mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dengan peluncuran ini, Safiinatunnaja tidak hanya memberikan alternatif pendidikan berbasis agama, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi kreatif. Program ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk menyiapkan generasi santri yang kompeten di bidang agama dan dunia modern.