Wonosobo, satumenitnews.com-Kelompok Tani Kembar Tani di Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, pada hari ini resmi memulai panen perdana melon dari smart screen house yang mereka bangun secara swakelola. Sistem pertanian modern ini memungkinkan otomatisasi penuh, mulai dari penyiraman hingga pemantauan lewat CCTV, bahkan bisa dikendalikan dari luar kota.
“Saya pernah mencoba mengaktifkan sistem dari Magelang menggunakan HP, dan semua berfungsi baik selama jaringan internet tersedia,” kata Selamet, Ketua Kelompok Tani Kembar Tani.
Inovasi Digital Pertanian: Otomatisasi dan Efisiensi
Smart screen house milik kelompok ini terdiri dari dua ruang utama: ruang tanam dan ruang panel. Seluruh sistem bekerja otomatis, mencakup dripper, rel gantung untuk penyiraman, blower, jaringan internet Wi-Fi, serta pengawasan CCTV. Namun, untuk penanaman melon tahap ini, rel gantung belum kami gunakan karena terhalang tali untuk media rambat tanaman.
Teknologi ini bukan hanya menghemat tenaga, tetapi juga mempercepat respons dalam perawatan tanaman. Petani bisa memantau kondisi tanaman dan mengaktifkan sistem dari mana saja, selama terkoneksi dengan internet.
120 Hari Pembangunan, Dibiayai Dana DAK APBD
Proyek smart screen house dibangun dalam waktu 120 hari dengan pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Pemda Kabupaten Wonosobo tahun 2024. Pengerjaan bangunan smart screen house dilakukan secara swakelola dengan melibatkan 25 anggota kelompok.
“Pembangunan kila lakukan secara bersama sama dimulai dari peletakan batu pertama,” ujar Selamet.
Tiga Varietas Melon dan Uji Coba Konvensional
Tiga jenis melon ditanam pada masa tanam perdana ini: Ceria, Sweet Mate, dan Golden Aroma. Tanaman dirawat bergiliran oleh para anggota dengan jadwal yang telah diatur. Selama proses penanaman hingga panen, pendampingan teknis dilakukan oleh Dinas Pertanian setempat.
Mereka juga sempat mencoba menanam benih sisa di lahan konvensional, namun gagal tumbuh. Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan antara metode screen house dan pertanian terbuka.
Tantangan Cuaca dan Solusi Pemanas Malam Hari
Meski pertumbuhan melon di dalam screen house cukup baik, hasil panen belum maksimal akibat perubahan cuaca dalam beberapa minggu terakhir. Untuk mengantisipasi suhu dingin malam hari, kelompok tani menggunakan lampu pemanas di dalam ruangan.
Salah satu keunggulan lain dari screen house ini adalah efisiensi penggunaan insektisida. Penggunaan insektisida hanya 2,5 persen dari dosis konvensional yang biasanya mencapai 10 persen.
Panen Perdana dan Rencana Pemasaran ke Gunung Kidul
Hari ini, hasil panen dibagikan kepada seluruh anggota untuk uji coba rasa. Ke depan, Kembar Tani merencanakan kerja sama pemasaran dengan jaringan petani melon di Gunung Kidul. Harga jual dipatok sekitar Rp35 ribu per kilogram, dengan syarat kadar manis buah minimal 15 brix, sesuai standar pakar pertanian.
Satu Masa Tanam, 400 Bibit dan 85 Hari Panen
Screen house ini mampu menampung 400 bibit melon dalam satu siklus tanam. Dalam 85 hari, melon sudah bisa dipanen. Kegiatan ini tidak hanya mengedepankan produktivitas, tetapi juga jadi sarana edukasi bagi petani muda di sekitar Wonosobo.
“Kami masih terus belajar dan berjejaring dengan petani melon di wilayah Jawa Tengah untuk terus berkembang,” kata Selamet.