Wonosobo, satumenitnews.com – Berita Bohong atau hoaks sangat rawan ditelan mentah oleh lansia, diera digitalisasi dan internet perlu sebuah literasi digital agar informasi hoaks tidak tumbuh sebur di kalangan lansia.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Google menginisiasi program tular nalar bagi warga lansia dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi digital bagi lansia.
Program Manajer Tular Nalar Santi Indra Astuti saat membuka acara Pelatihan Literasi Digital Tular Nalar bertempat di Dewani View mengatakan perlunya lansia akan dibekali dengan kemampuan untuk melindungi data dan privasi serta kemampuan untuk bisa memilah kabar bohong, Rabu (23/2).
“Kelompok lansia adalah kelompok rentan tereksploitasi kejahatan dunia digital, disebabkan dalam mengakses ruang digital lansia memiliki banyak keterbatasan, diantaranya dalam akses perangkat digital dan keterbatasan fisik disebabkan penurunan beberapa fungsi tubuh. Mereka juga mudah termakan hoaks dan tidak sadar dalam hal perlindungan data pribadi,” kata Santi.
Saat ini telah disusun kurikulum yang khusus bagi warga lansia.
Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang juga berfokus pada lansia, sehingga diharapkan materi edukasi yang kami buat bisa membantu dan meningkatkan kapasitas literasi digital warga lansia agar cakap di dunia digital.
Sementara itu Astin Meinarsih Korwil Mafindo di sela-sela acara menjelaskan, bahwa kegiatan ujicoba pelatihan Digital Literasi semacam ini dinilai sangat efektif, dimana pesertanya adalah para lansia yang memerlukan pendekatan khusus agar mereka dapat menangkap apa yang disampaikan oleh masing-masing fasilitator.
Dia berharap ujicoba ini akan berhasil pada pelatihan – pelatihan berikutnya.
Salah satu peserta dari komunitas Jakilun, Ibu Santi mengaku senang mengikuti kegiatan ini.
“Menurut saya materi yang disampaikan dengan metode diskusi seperti ini menjadikan kegiatan pelatihan tidak monoton dan membosankan,” ungkapnya.
Pelatihan yang diikuti 20 orang perwakilan komunitas lansia, seperti PWRI, Jakilun dan beberapa perwakilan dari kelompok pemuda di Wonosobo ini menggunakan pendekatan langsung kepada peserta.
Mereka diajak untuk menganalisis 3 tema yakni penipuan online, berita hasutan, dan berita hoaks.
Diharapkan dari pendekatan ini, lansia akan lebih mudah menerima materi dan sekaligus nantinya ujicoba pendekatan seperti ini akan diterapkan pada pelatihan serupa di 26 Kabupaten Kota lain.
“Rencananya pelatihan ini akan kembali dilaksanakan besok dengan peserta khusus lansia bertempat di Pendopo Utara, dengan menggunakan metode yang sama,” terang Astin.
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta akan lebih cakap dalam menerima informasi di media sosial, dan dapat menjadi fasilitator digital di lingkungan mereka masing-masing. (E1)