Wonosobo, satumenitnews.com – Acara penerimaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) digelar di halaman Gedung Adipura, Wonosobo, pada Senin (13/01/2025). Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Wonosobo, Drs. H. Muhammad Albar, M.M., yang menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap kontribusi mahasiswa KKN dalam mendukung pembangunan daerah.
“Selamat datang kepada segenap civitas academica Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kehadiran kalian menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Wonosobo. Semoga kegiatan KKN ini mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Muhammad Albar dalam sambutannya.
Kabupaten Wonosobo: Potensi dan Tantangan
Kabupaten Wonosobo, dengan 15 kecamatan, 236 desa, dan 29 kelurahan, memiliki populasi 909.664 jiwa. Sektor unggulan, seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan pariwisata, menjadi andalan daerah ini. Pada tahun 2023, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 28,76%.
Namun, Wonosobo juga menghadapi tantangan pembangunan, seperti prevalensi stunting yang meningkat menjadi 29,2% pada 2023 dan angka kemiskinan yang berada di level 15,28% pada 2024. Meski begitu, beberapa indikator positif tercapai, seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka 5,02% dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,95% pada 2023.
Lokasi KKN dan Potensinya
Tiga kecamatan menjadi lokasi KKN, yakni Wadaslintang, Kaliwiro, dan Sukoharjo, yang memiliki karakteristik unik dan potensi berbeda:
- Kecamatan Wadaslintang: Memiliki Waduk Wadaslintang sebagai ikon pariwisata dan sektor pertanian yang kuat, terutama biofarmaka dan buah-buahan.
- Kecamatan Kaliwiro: Dikenal dengan Curug Winong, Gunung Lawang, dan Makam Selomanik. Wilayah ini berbasis ekonomi pekebunan.
- Kecamatan Sukoharjo: Dilintasi Sungai Serayu, kecamatan ini potensial untuk pengembangan wisata arung jeram dan sektor pertanian.
Gus Albar mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terhadap risiko longsor dan tanah bergerak di wilayah perbukitan tersebut.
Dia juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk memetakan permasalahan masyarakat di lokasi KKN. “Identifikasi masalah di lapangan, rancang program kerja berbasis kebutuhan masyarakat, dan pastikan hasilnya dapat memberikan dampak positif,” tegasnya.
Gus Albar juga meminta pemerintah desa, kecamatan, dan perangkat daerah untuk mendukung penuh kegiatan KKN. “Koordinasi antara mahasiswa dan aparat lokal sangat diperlukan agar program kerja bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.