Wonosobo, satumenitnews.com – Upaya memperkuat tata kelola pemerintahan kolaboratif di sektor kesehatan dilakukan melalui kegiatan Desiminasi Program oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonosobo bersama program USAID Madani. Kegiatan yang digelar di ruang Mangunkusumo Setda Wonosobo, Selasa (19/1), berfokus pada peningkatan partisipasi masyarakat sipil dalam pelayanan kesehatan garis depan.
Dalam diskusi tersebut, Sarwanto Priadhi, Koordinator Lapangan USAID Madani Kabupaten Wonosobo, menegaskan bahwa kerja sama ini menitikberatkan pada penguatan peran masyarakat dalam peningkatan pelayanan publik. Ia menyebut, program ini membantu menyatukan komitmen antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat agar terbangun komunikasi yang lebih intensif dalam menghadapi isu kesehatan, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Tujuannya agar pemahaman tentang kualitas pelayanan kesehatan di Wonosobo lebih tajam. Harapannya, terbangun komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk memastikan layanan di garis depan berjalan efektif,” kata Sarwanto.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa sektor kesehatan merupakan pelayanan dasar yang wajib dipenuhi daerah. Namun, hingga kini persoalan sumber daya manusia seperti keterbatasan dokter spesialis dan keterbatasan anggaran belum juga terselesaikan secara optimal.
Kolaborasi Diperlukan untuk Layanan Dasar
Sementara itu, dr M Riyatno, narasumber diskusi yang mewakili Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, menyebutkan masih banyak persoalan yang menghambat peningkatan pelayanan kesehatan. Menurutnya, keterlibatan banyak pihak menjadi kunci perbaikan, tidak hanya pemerintah dan masyarakat, tetapi juga peran sektor swasta.
“Perbaikan ini tidak bisa dilakukan secara instan. Kita butuh kolaborasi lintas pihak agar program prioritas pemerintah di bidang kesehatan bisa berjalan dengan baik,” ujar dr Riyatno.
Ia menjelaskan, masih terdapat sejumlah masalah mendesak seperti angka kematian ibu, sanitasi berbasis masyarakat, hingga kasus stunting yang berpengaruh pada gizi dan kesehatan anak. Selain itu, program JKN-KIS juga menjadi bagian penting dari layanan yang harus terus diperkuat.
Tantangan Penyakit dan Keterbatasan Tenaga Medis
Riyatno menambahkan bahwa pengendalian penyakit di Wonosobo kini tidak hanya berfokus pada penyakit menular, tetapi juga penyakit degeneratif. Situasi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu menambah tantangan dalam sistem pelayanan kesehatan lokal.
“Banyak penyakit lain seperti HIV, demam berdarah, dan malaria yang juga butuh perhatian serius,” ucapnya.
Terkait tenaga kesehatan, Riyatno mengungkapkan keprihatinannya terhadap keterbatasan tenaga medis, khususnya dokter spesialis. Ia menilai pemerintah daerah perlu memberi prioritas lebih agar kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dapat terpenuhi secara merata.

