Home » Ribuan Transaksi di Festival Kuliner Legend Wonosobo, Panitia Sempat Panik Pengunjung Sepi

Ribuan Transaksi di Festival Kuliner Legend Wonosobo, Panitia Sempat Panik Pengunjung Sepi

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Festival Kuliner Legend di Gedung Sasana Adipura Kencana Wonosobo menyimpan cerita menarik sejak hari pertama dibuka. Di tengah kekhawatiran panitia soal sepinya pengunjung, data transaksi justru menunjukkan lonjakan aktivitas jual beli yang mencerminkan antusiasme tinggi warga terhadap kuliner legendaris Wonosobo.

Panitia Sempat Panik, Tenant Justru Kehabisan Stok

Festival kuliner legend resmi dibuka pada Jumat, 21 November 2025, dengan jam operasional sejak pukul 08.00 hingga 21.30 WIB. Sejak pagi hingga siang di hari pertama, Ketua Panitia Agus Supriyadi mengaku sempat panik karena secara kasat mata pengunjung terlihat tidak terlalu padat di area festival.

Kekhawatiran itu mulai mereda ketika laporan dari lapangan menunjukkan fakta berbeda. Sekitar pukul 10.00 WIB, salah satu tenant sudah kehabisan stok dagangan, lalu disusul beberapa tenant lain yang stoknya ikut ludes sebelum siang berakhir. Situasi ini mengindikasikan bahwa pola pergerakan pengunjung tidak selalu tercermin dari kerumunan di satu titik, tetapi tampak jelas di catatan penjualan.

Ribuan Transaksi dalam Dua Hari

Usai rangkaian acara penutupan pada Minggu malam, 23 November 2025, panitia mulai mengumpulkan data transaksi dari seluruh tenant peserta festival kuliner legend. Dari rekap sementara, tercatat lebih dari 1.000 transaksi pada hari pertama pelaksanaan. Angka itu melonjak tajam pada hari kedua, dengan catatan lebih dari 5.000 transaksi yang terjadi di berbagai stand kuliner.

Agus menyampaikan bahwa data untuk hari ketiga belum dapat dipublikasikan karena proses rekap masih berjalan. Namun, tren yang terlihat dari dua hari pertama sudah cukup menggambarkan besarnya minat warga terhadap kuliner legendaris yang disajikan. Bagi panitia, catatan transaksi ini menjadi dasar penting untuk mengevaluasi kapasitas stok dagangan dan pola layanan di gelaran festival serupa pada tahun berikutnya.

Transaksi Dijadikan Indikator Jumlah Pengunjung

Menariknya, Agus tidak hanya memandang angka transaksi sebagai data ekonomi, tetapi juga sebagai cara kasar menghitung jumlah pengunjung festival kuliner legend. Ia menilai, satu transaksi hampir tidak pernah dilakukan oleh satu orang saja. Dalam pengamatannya, pengunjung sangat jarang datang sendirian ke lokasi acara.

Menurut Agus, rata-rata satu transaksi mewakili setidaknya dua orang pengunjung, bahkan tidak sedikit yang datang dalam bentuk rombongan keluarga atau komunitas dengan jumlah hingga sekitar sepuluh orang per transaksi. Dengan pola tersebut, angka lebih dari 1.000 transaksi pada hari pertama dan lebih dari 5.000 transaksi di hari kedua berarti potensi jumlah pengunjung riil bisa berkali lipat dari angka transaksi yang tercatat di meja kasir masing-masing tenant.

Festival Kuliner Legend dan Identitas Kota

Festival kuliner legend di Gedung Sasana Adipura Kencana tidak hanya menghadirkan menu-menu nostalgia, tetapi juga mempertegas Wonosobo sebagai kota yang kaya akan tradisi kuliner. Deretan tenant yang menyajikan makanan legendaris menjadi jembatan antara generasi lama dan baru, di mana resep turun-temurun dipertemukan dengan selera pengunjung masa kini.

Di sisi lain, lonjakan transaksi selama festival memberi sinyal kuat bahwa kuliner dapat menjadi pintu masuk penting bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi lokal. Bagi pelaku UMKM kuliner, festival ini menjadi panggung yang memperluas jangkauan pasar, sekaligus ujian kesiapan mereka menghadapi permintaan yang tinggi dalam waktu singkat.

Dengan pengalaman stok habis sejak pagi, kepanikan awal panitia, hingga capaian ribuan transaksi dalam dua hari, festival kuliner legend di Wonosobo tahun ini menegaskan bahwa peta minat publik terhadap kuliner tradisional sedang bergerak naik. Panitia kini memegang data nyata, bukan sekadar asumsi, bahwa makanan jadul tetap punya masa depan yang cerah di tengah perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat.

You may also like

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy