Wonosobo, satumenitnews.com – Sebuah batu berbentuk gong ditemukan di bagian utara Desa Surengede, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Batu yang dikenal sebagai Batu Gong ini berada di dekat mata air yang menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar. Temuan ini menarik perhatian karena diduga merupakan bagian dari struktur bangunan kuno yang berkaitan dengan tradisi leluhur dalam menjaga sumber air.
Jejak Sejarah dan Peran Mata Air dalam Peradaban Kuno
Masyarakat setempat awalnya tidak menyadari bahwa Batu Gong merupakan umpak—struktur penyangga yang lazim ditemukan dalam bangunan kuno seperti candi atau tempat ibadah. Leluhur masyarakat Wonosobo memiliki tradisi membangun struktur suci di sekitar mata air sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan sebagai fasilitas perawatan sumber air yang menopang kehidupan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sumber Lancar, Dadang Sudiantoro, yang mengelola Destinasi Wisata Bukit Gong, mengungkapkan bahwa awalnya terdapat empat batu gong di lokasi tersebut. Kini, hanya dua batu yang masih terlihat, sementara dua lainnya tertimbun longsoran tanah.
“Batu Gong ini dulunya ada empat, tapi sekarang hanya terlihat dua. Sisanya kemungkinan masih ada di bawah tanah akibat longsor,” jelas Dadang.
Ia menambahkan bahwa kemungkinan batu-batu ini merupakan bagian dari struktur bangunan yang lebih besar, mengingat lokasi ini berada di dekat mata air yang sering menjadi pusat aktivitas spiritual di masa lalu.
Batu Gong dan Potensi Wisata Sejarah
Penemuan Batu Gong membuka peluang besar bagi pengembangan wisata sejarah dan budaya di wilayah Kejajar. Dengan lokasinya yang strategis dan dekat dengan jalur wisata Dieng, situs ini memiliki potensi menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang tertarik pada peninggalan sejarah.
Selain itu, kesadaran masyarakat akan nilai sejarah Batu Gong dapat membantu upaya pelestarian. Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, situs ini berpotensi mengungkap lebih banyak jejak peradaban kuno di Wonosobo.
Harapan untuk Pelestarian dan Pengembangan
Dengan adanya temuan ini, masyarakat dan pemangku kepentingan diharapkan lebih peduli terhadap peninggalan sejarah di sekitar mereka. Pokdarwis Sumber Lancar telah berinisiatif mengelola kawasan ini sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menarik tetapi juga memiliki nilai edukasi sejarah.
Penelitian arkeologi lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam hubungan antara Batu Gong dan struktur kuno di sekitarnya. Jika dikelola dengan baik, situs ini dapat menjadi bagian penting dari jejak peradaban Wonosobo yang perlu dilestarikan.
Sebagai bagian dari situs yang berkaitan dengan mata air, Batu Gong juga memiliki makna filosofis, mengingat bagaimana leluhur menjadikan air sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga dan dihormati.