Wonosobo, satumenitnews.com – Para atlet dayung Kabupaten Wonosobo tengah mempersiapkan diri menghadapi dua ajang bergengsi: Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) dan Pra Pekan Olahraga Provinsi (Pra Porprov) Jawa Tengah. Latihan rutin digelar empat kali seminggu di Waduk Wadaslintang, lokasi yang dinilai ideal untuk olahraga dayung.
Waduk Wadaslintang Jadi Lokasi Strategis Latihan
Waduk Wadaslintang dipilih sebagai basis latihan karena memiliki kondisi perairan yang tenang dan luas, cocok untuk mengasah teknik dayung. Agus Riyadi, Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kabupaten Wonosobo, menyebut dayung sebagai cabang olahraga yang unik.
“Dayung tidak memerlukan seleksi ketat di tingkat kabupaten karena atlet bisa langsung berlaga di level provinsi atau nasional. Namun, tantangan terbesarnya adalah biaya peralatan yang cukup tinggi,” ujar Agus saat ditemui di lokasi latihan, Minggu (8/6/2025).
Prestasi Membanggakan Meski Minim Dukungan
Meski peminatnya belum masif, atlet dayung Wonosobo telah mencatatkan sejumlah prestasi. Di Pekan Olahraga Daerah (Porda), mereka meraih medali perak, sementara di Porprov sebelumnya berhasil membawa pulang perunggu.
“Masih banyak prestasi lain yang sudah kami raih, meski tantangan tidak sedikit,” tambah Agus.
Setiap latihan, atlet diwajibkan mengenakan pelampung demi keamanan. Pelatihan dilakukan secara profesional di bawah naungan PODSI Wonosobo, dengan struktur kepengurusan yang jelas. Selain Agus sebagai ketua umum, terdapat Sahid Purnomo (ketua harian), Hanif Nur Hidayat (seksi umum), Cahyo OSDY Wijayanto (bidang pembinaan dan kompetisi), serta Babang Suseno (bidang organisasi).
Hanif Nur Hidayat, yang juga menjabat sebagai Sarana dan Prasarana PODSI Jawa Tengah, menekankan pentingnya kedisiplinan.
“Latihan kami intensifkan empat kali seminggu agar atlet benar-benar siap, baik secara teknik maupun mental,” tegas Hanif.
Kendala Perekrutan dan Keterbatasan Fasilitas
Di balik semangat tinggi atlet dan pelatih, sejumlah kendala masih menghadang. Minimnya atlet baru seringkali disebabkan oleh izin orang tua yang sulit didapat. Selain itu, fasilitas dan peralatan dayung yang mahal menjadi kendala utama.
Agus berharap ada dukungan lebih dari pemerintah daerah dan swasta.
“Dayung adalah olahraga potensial dengan prestasi nyata. Kami butuh perhatian lebih agar bisa berkembang lebih baik,” tandasnya. (Wid)