Home » Hanya 35 Koperasi Merah Putih Wonosobo yang Sudah Beroperasi, Apa Kuncinya?

Hanya 35 Koperasi Merah Putih Wonosobo yang Sudah Beroperasi, Apa Kuncinya?

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Sebanyak 35 koperasi merah putih di Kabupaten Wonosobo telah resmi beroperasi, menjadi pilot project layanan ekonomi berbasis desa yang kini mulai dirasakan manfaatnya oleh warga. Data terakhir Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop UKM) menunjukkan bahwa dari 265 koperasi merah putih yang terbentuk tahun ini, hanya 13 persen yang sudah melangkah ke tahap operasional penuh.

Realitas ini menimbulkan beragam respons sekaligus menyoroti tantangan serta peluang di sektor penguatan ekonomi kerakyatan.

Siapa Saja dan Kenapa Hanya 35 Koperasi?

Kepala Bidang Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Disdagkop UKM, Dibyo Astu Sigit Pramana, menjelaskan bahwa dari 265 koperasi merah putih yang telah dibentuk di seluruh desa dan kelurahan, baru 35 unit yang benar-benar sudah menjalankan aktivitas usaha. Menurut Sigit, indikator “operasional” berarti koperasi telah membuka sekretariat sekaligus melaksanakan kegiatan riil seperti penjualan sembako, layanan pembayaran digital, atau distribusi barang strategis.

Sistem pemantauan melalui Simkopdes mengonfirmasi 35 nama koperasi merah putih telah tercatat aktif secara administratif maupun fungsional.

“Tidak semua desa langsung siap secara infrastruktur dan SDM, sehingga sebagian koperasi harus menunggu kesiapan lahan maupun kelengkapan dokumen dan manajemen,” terang Sigit saat ditemui Senin (17/11/2025) di Kantor Setda Wonosobo.

Aktivitas Koperasi yang Kini Bergerak

Setiap koperasi merah putih yang aktif rata-rata memulai usaha dari sektor distribusi kebutuhan pokok, gas bersubsidi, dan kerjasama dengan BUMDes maupun pemerintah desa. Pelayanan digital juga jadi ujung tombak, karena koperasi menghadirkan layanan pembayaran listrik, pajak kendaraan, dan BPJS melalui mitra perbankan Laku Pandai.

Tidak sedikit koperasi yang memanfaatkan ruang kosong milik desa sebagai kantor sebagian waktu, sembari menunggu pembangunan gedung fasilitasi secara permanen. Inovasi semacam ini menandai fleksibilitas model koperasi merah putih dalam memenuhi beragam kebutuhan warga.

Dukungan Pemerintah Desa dan Faktor Keberhasilan

Capaian 35 koperasi merah putih yang sudah berjalan aktif tidak terlepas dari dukungan kepala desa, perangkat desa, serta jaringan bisnis asisten yang giat mendampingi. Banyak desa memberikan fasilitas ruang sekretariat, melakukan pendataan anggota, serta menggalakkan simpanan wajib dan pokok untuk memperkuat permodalan koperasi.

Sigit mengakui, “Peran desa krusial memastikan kelangsungan koperasi ini. Kami terus mengimbau pemerintah desa mempercepat penyediaan lahan serta melengkapi update data agar lebih banyak koperasi bisa segera operasional.”

Apa Hambatan dan Harapan Selanjutnya?

Salah satu hambatan utama yang masih dihadapi adalah persoalan lahan, birokrasi perizinan, dan kesiapan SDM. Di sisi lain, kedisiplinan laporan keuangan serta adaptasi digital menjadi aspek fundamental agar koperasi merah putih benar-benar memberikan kontribusi ekonomi yang nyata.

Melalui program pelatihan dan pendampingan, pemerintah daerah menargetkan jumlah koperasi yang naik ke status operasional akan terus bertambah. Terobosan 35 koperasi merah putih yang sudah beroperasi diharapkan bisa menjadi model pembelajaran untuk unit lain yang masih dalam tahap persiapan.

You may also like

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy