Wonosobo, satumenitnews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo bersama Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Wonosobo memulai langkah awal pengembangan sekolah rintisan peduli tuberkulosis (TBC) dengan melakukan kunjungan ke SMK Negeri 1 Wonosobo, Senin (14/7/2025).
Kunjungan ini dilakukan untuk memaparkan rencana program edukasi dan skrining TBC bagi pelajar, sekaligus menjajaki kesiapan pihak sekolah sebagai model awal kolaborasi lintas sektor dalam penanggulangan TBC.
Sekolah Dipilih Jadi Percontohan
Rombongan Dinas Kesehatan dan MSI disambut langsung oleh Kepala SMK Negeri 1 Wonosobo, Fatkhu Rohman, bersama Tim Pembina UKS, Natalia Andi Herawati. Dalam pertemuan yang berlangsung di lingkungan sekolah tersebut, berbagai hal dibahas mulai dari kesiapan infrastruktur hingga dukungan internal sekolah terhadap inisiatif program TBC.
“Kami menyambut baik inisiatif ini dan merasa terhormat apabila SMK Negeri 1 Wonosobo nantinya benar-benar dijadikan sekolah percontohan. Kami siap berkontribusi dan menjadi bagian dari gerakan ini demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat,” ujar Fatkhu Rohman di hadapan tim Dinkes dan MSI.
Model untuk Semua Sekolah
Dhiany Fadlilah, selaku pemegang program TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang menuju eliminasi TBC di Wonosobo. SMK Negeri 1 Wonosobo dipilih sebagai sekolah pionir karena memiliki struktur organisasi internal yang kuat dan didukung oleh UKS yang aktif.
“Ini baru tahap awal. Kami sedang membangun model dan pendekatan yang bisa diterapkan secara luas. SMK Negeri 1 kami wacanakan sebagai sekolah pionir, dengan harapan nantinya seluruh sekolah di Wonosobo dapat mengikuti kegiatan serupa dalam membentuk Sekolah Peduli TBC,” ucap Dhiany.
Ia menambahkan, kolaborasi dengan sektor pendidikan menjadi salah satu strategi penting dalam menyasar kelompok usia produktif, termasuk remaja sekolah.
MSI Fokuskan Edukasi Sejak Remaja
Wening Tyas Suminar, Staf Program MSI Wonosobo, menegaskan bahwa sekolah merupakan ruang strategis untuk penyuluhan TBC.
“Kami percaya bahwa edukasi tentang TBC harus dimulai sejak remaja. Sekolah adalah ruang yang efektif untuk penyuluhan, pembentukan kader pelajar, dan mendekatkan skrining kepada kelompok usia produktif. Ini akan menjadi model awal untuk kegiatan serupa di sekolah lain,” terangnya.
Menurut Wening, keterlibatan aktif siswa dan guru akan sangat menentukan keberhasilan pendekatan berbasis komunitas dalam pengendalian TBC. MSI Wonosobo berkomitmen mendampingi proses penyuluhan serta pelaksanaan skrining yang direncanakan akhir Juli 2025.
Pencanangan Resmi Akhir Juli 2025
Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, kegiatan pencanangan Sekolah Peduli TBC dan pelaksanaan penyuluhan serta skrining gejala TBC di SMK Negeri 1 Wonosobo dijadwalkan berlangsung pada pekan terakhir Juli 2025.
Koordinasi lintas pihak saat ini terus dilakukan agar program berjalan sesuai target. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari strategi Kabupaten Wonosobo untuk mewujudkan target bebas TBC pada tahun 2030, melalui pendekatan kolaboratif dan edukatif yang dimulai dari lingkungan sekolah.