Wonosobo, satumenitnews.com – Sebuah pertemuan informal mempertemukan sekitar 25 anggota dari dua grup WhatsApp, GNPK dan Suara Wonosobo, di Rumah Makan Latar Sidojoyo, Minggu (1/6/2025). Acara yang tidak diinisiasi oleh admin grup tersebut berlangsung dalam suasana santai namun produktif.
Setiawan Panca Raharja, akrab disapa Pak Gee, didampingi Mantep Abdul Ghoni menjadi penggagas utama acara tersebut. Keduanya menyampaikan bahwa inisiatif ini muncul karena komunikasi dalam grup dirasa kurang efektif dan terlalu sering keluar dari tema utama diskusi.
“Kita butuh ruang yang lebih konkret untuk ngobrol langsung, bukan sekadar teks di WhatsApp,” kata Mantep kepada peserta yang hadir.
Isu Pendidikan, Ekonomi, dan Pertanian Mengemuka
Meski tidak mengangkat tema spesifik, diskusi dalam pertemuan tersebut mulai mengerucut pada sejumlah isu penting di Wonosobo. Salah satu peserta, Tri Makno, menyoroti persoalan kebijakan pendidikan dan dampaknya terhadap masyarakat.
“Pendidikan kita belum menyentuh pemerataan kualitas dan kantitas, terutama di desa-desa,” ujar Tri dalam forum tersebut.
Ia menyampaikan bahwa minat masyarakat dalam pendidikan masih rendah, bukan hanya masalah ekonomi. Menurutnya dari keluarga mampu pun masih banyak yang tidak meneruskan sekolah atau berhenti menempuh pendidikan.
Sementara itu, Eka Mardiana mengangkat isu pertanian. Ia menilai bahwa sektor pertanian masih belum diberi perhatian yang cukup, padahal sebagian besar masyarakat Wonosobo menggantungkan hidup dari pertanian.
Peserta lain turut menyampaikan berbagai pandangan mengenai ekonomi lokal, kebijakan publik, dan dinamika sosial yang sedang berlangsung.
Agenda Bulanan dan Kehadiran Tamu Kejutan
Salah satu keputusan penting dari pertemuan itu adalah kesepakatan untuk menjadikannya agenda bulanan. Kepanitiaan akan dirotasi dan tema diskusi dibuat lebih fokus pada setiap pertemuan.
“Untuk pertemuan selanjutnya, saya akan mendatangkan CEO Padi Digital pada 13 Juni mendatang,” ungkap Mantep di tengah diskusi, merujuk pada upaya membangun Wonosobo melalui pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian.
Pertemuan ini ditutup dengan kehadiran tak terduga dari Kholik Idris yang muncul di akhir sesi. Meski datang belakangan, kehadirannya disambut hangat oleh peserta.
“Saya hanya ingin bersilaturahmi saja, tidak ada agenda apapun. Saya senang ternyata banyak yang peduli dengan Wonosobo,” ujarnya sembari duduk di bangku kosong.
Acara yang berlangsung hingga sore itu dinilai sukses menciptakan ruang silaturahmi sekaligus diskusi konstruktif lintas latar belakang sosial. Ke depan, pertemuan-pertemuan serupa diharapkan bisa memperkaya perspektif dan mendorong peran aktif warga dalam mengawal pembangunan daerah.