Wonosobo, satumenitnews.com – Pariwisata Wonosobo kembali menjadi sorotan setelah tema ini diangkat dalam debat pasangan calon pada Pilkada 2024. Dalam diskusi yang berkembang di luar debat dan podcast Lintas Topik, Ida Agus, host kanal tersebut, menyoroti peran pelaku wisata lokal yang dinilai masih minim kontribusi strategis.
“Peran mereka sebenarnya sangat kecil karena hanya sebagai pelaksana lapangan. Jika ada klaim bahwa mereka memajukan pariwisata Wonosobo, itu perlu dipertanyakan ulang,” ujar Ida Agus.
Ketergantungan pada Biro Wisata Luar
Ida menjelaskan bahwa sebagian besar pelaku wisata lokal hanya menjalankan paket wisata yang telah disusun oleh biro luar daerah. Mereka berperan sebagai operator tur atau pemandu tanpa inisiatif menyusun dan memasarkan paket wisata secara mandiri.
“Banyak dari mereka hanya mengandalkan menerima pesanan dari biro luar dan menjalankan operasional sesuai permintaan. Ini menunjukkan bahwa inisiatif pelaku wisata lokal masih sangat terbatas,” jelasnya.
Ida menambahkan bahwa ketergantungan ini membuat peran pelaku lokal lebih terlihat sebagai pelaksana lapangan daripada penggerak utama dalam industri pariwisata Wonosobo.
Data Pendapatan Pariwisata Wonosobo
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo, menjelaskan bahwa pendapatan pariwisata Wonosobo sebagian besar berasal dari retribusi kawasan Garung. Sementara itu, sektor lain seperti pajak hotel, restoran, hiburan, dan parkir belum tergarap secara maksimal.
Berikut data pendapatan retribusi pariwisata Wonosobo dari tahun ke tahun:
- 2020: Rp2,5 miliar
- 2021: Rp3,5 miliar
- 2022: Rp5 miliar
- 2023: Rp6,1 miliar
- 2024 (belum tutup buku di 31 Desember): Rp7,8 miliar
Agus menilai bahwa pendapatan ini mencerminkan potensi besar pariwisata Wonosobo, tetapi kontribusi pelaku wisata lokal masih jauh dari optimal.
Masalah Komitmen Tour Operator
Agus juga mengungkapkan tantangan lain, yaitu kurangnya komitmen dari beberapa tour operator dalam membayar retribusi. Padahal, biaya retribusi seharusnya sudah termasuk dalam paket wisata yang mereka tawarkan kepada wisatawan.
“Ini menjadi tantangan besar bagi kami untuk memastikan pendapatan daerah benar-benar tersampaikan,” ujar Agus.