Wonosobo, Indonesia – Dalam sebuah artikel yang berisi gagasan strategis, Idham Cholid, mantan Ketua DPRD Wonosobo, menegaskan bahwa PDAM Wonosobo harus menjalani reformasi mendalam untuk meningkatkan efisiensi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain menyoroti pentingnya pendekatan akar rumput oleh pimpinan PDAM, ia juga menekankan target efisiensi sebagai langkah krusial untuk meringankan beban masyarakat miskin dan menciptakan kebijakan yang berkeadilan.
Efisiensi: Pilar Utama Pembenahan PDAM Wonosobo
Idham Cholid menyatakan bahwa efisiensi merupakan target utama yang tidak bisa ditawar. Dalam penuturannya, kebocoran air yang masih tinggi menjadi salah satu tantangan besar yang harus segera diselesaikan oleh PDAM Wonosobo. Berdasarkan kajian berbagai sumber, kebocoran air di beberapa daerah Indonesia, termasuk Wonosobo, bahkan mencapai lebih dari 30%. Angka ini mengakibatkan kerugian besar bagi PDAM, yang akhirnya berdampak langsung pada tarif air yang tinggi.
“Efisiensi harus menjadi fokus utama. Jika kebocoran air dapat ditekan hingga ke level minimum, maka tidak hanya biaya operasional PDAM yang berkurang, tetapi masyarakat juga akan merasakan dampaknya melalui penurunan tarif air,” ujar Idham.
Ia juga menekankan pentingnya optimalisasi sumber daya manusia (SDM) dan teknologi. Menurut Idham, manajemen PDAM perlu melaksanakan pelatihan rutin kepada pegawai dan memanfaatkan teknologi canggih, seperti sistem manajemen air pintar, untuk memantau distribusi air serta mendeteksi kebocoran secara real-time.
Idham menambahkan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pelayanan Air Minum mengharuskan setiap PDAM untuk memenuhi target efisiensi teknis. “Aturan ini harus diterapkan dengan serius. Efisiensi bukan hanya tentang mengurangi kerugian, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya air kita dikelola secara berkelanjutan,” tambahnya.
Kepemimpinan Dekat Akar Rumput: Solusi dari Masalah Nyata
Idham Cholid mengungkapkan pentingnya kepemimpinan yang lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput. Ia menilai kebijakan yang diterapkan oleh PDAM seringkali terlalu formal dan tidak sepenuhnya memperhatikan realitas yang dihadapi masyarakat, terutama kalangan miskin. Untuk itu, ia mengusulkan agar pimpinan PDAM lebih sering turun ke lapangan untuk mendengarkan keluhan masyarakat dan memahami masalah yang sebenarnya.
“Para pimpinan PDAM perlu turun langsung ke lapangan, mendengarkan keluhan masyarakat, dan memahami kondisi nyata di bawah. Dengan begitu, kebijakan yang diambil akan lebih tepat sasaran dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” tegas Idham.
Ia mencontohkan beberapa daerah terpencil di Wonosobo yang masih kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih. Menurutnya, pengadaan jaringan distribusi air di daerah-daerah tersebut harus menjadi prioritas utama, dengan tetap memperhatikan efisiensi anggaran dan keberlanjutan operasional.
Hadits Peduli Kesulitan Rakyat: Nilai Moral dalam Pengelolaan PDAM
Dalam artikelnya, Idham juga menyentuh dimensi moral dalam pengelolaan PDAM. Ia mengingatkan bahwa tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap kesulitan masyarakat adalah landasan utama dalam kepemimpinan yang baik. Ia mengutip hadits yang berbunyi, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka” (HR. Abu Nu’aim), untuk menegaskan bahwa seorang pemimpin, termasuk di PDAM, harus melayani rakyat dengan sepenuh hati.
Selain itu, Idham juga merujuk pada hadits lain yang menyatakan, “Barangsiapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat” (HR. Muslim). Ia menilai bahwa nilai-nilai ini harus dijadikan pedoman bagi pimpinan PDAM dalam menjalankan tugas mereka.
Langkah Strategis Menuju Efisiensi dan Pelayanan yang Berkeadilan
Untuk mewujudkan efisiensi dan pelayanan yang lebih baik, Idham memberikan sejumlah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen PDAM:
- Penurunan Kebocoran Air: Mengimplementasikan teknologi modern untuk mendeteksi kebocoran secara dini, sehingga tingkat kebocoran bisa ditekan di bawah 20%.
- Audit Internal Berkala: Melakukan audit keuangan dan operasional secara berkala untuk memastikan tidak ada pemborosan atau inefisiensi dalam pengelolaan.
- Optimalisasi Penggunaan Anggaran: Mengalokasikan anggaran dengan bijak untuk proyek-proyek yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat, seperti perluasan jaringan air bersih di daerah terpencil.
- Program Subsidi Air untuk Masyarakat Miskin: Menyediakan tarif khusus yang lebih rendah bagi keluarga prasejahtera, namun tetap menjaga keseimbangan finansial PDAM.
- Pendekatan Komunitas: Mendorong keterlibatan masyarakat dalam memantau infrastruktur PDAM dan memberikan masukan terkait pelayanan.
Idham berharap rekomendasi ini dapat diterima oleh pihak terkait, sehingga PDAM Wonosobo bisa menjadi lebih efisien dan dapat melayani masyarakat dengan lebih adil dan bermartabat.