Home » Memahami Perbedaan HIV dan AIDS: Ini Penjelasan dari Kabid P2P Dinkes Wonosobo

Memahami Perbedaan HIV dan AIDS: Ini Penjelasan dari Kabid P2P Dinkes Wonosobo

HIV dan AIDS sering disalahartikan. Berikut penjelasan dari Heriyono SKM MM, Kabid P2P Dinkes Wonosobo.

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah dua hal yang sering disalahpahami oleh banyak orang. Meskipun keduanya berkaitan erat, ada perbedaan mendasar yang penting untuk diketahui oleh masyarakat.

Dalam wawancara dengan Heriyono SKM MM, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, kami mendapatkan penjelasan tentang apa itu HIV dan AIDS, serta bagaimana cara penularannya.

HIV: Virus yang Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh

Menurut Heriyono, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel darah putih. Virus ini menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit.

“HIV bisa ada dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan gejala untuk waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun,” ujar Heriyono.

Meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas, HIV tetap merusak kekebalan tubuh, membuat penderita rentan terhadap infeksi.

AIDS: Tahap Lanjut dari HIV

Setelah bertahun-tahun, HIV dapat berkembang menjadi AIDS. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, dan penderita akan mulai mengalami gejala yang lebih parah.

Baca juga :  Kodim 0707/Wonosobo Kerahkan Personil untuk Amankan Debat Calon Bupati di Gedung Adipura

“Gejala yang sering muncul pada penderita AIDS antara lain penurunan berat badan yang drastis, diare yang berkepanjangan, batuk tak kunjung sembuh, dan sariawan yang sulit hilang,” jelas Heri.

Penurunan kekebalan tubuh juga menyebabkan penderita lebih rentan terhadap infeksi lain, seperti TBC.

Masa Inkubasi: Windows Period yang Perlu Diketahui

Heriyono juga menjelaskan tentang masa inkubasi atau yang dikenal sebagai windows period.

“Saat pertama kali terinfeksi HIV, virus ini tidak langsung terdeteksi oleh tes darah. Masa inkubasi ini biasanya berlangsung selama 3 hingga 6 bulan, dan selama periode ini, seseorang yang terinfeksi bisa merasa sehat dan tidak menunjukkan gejala,” ujar Heri.

Ini adalah fase berbahaya, karena seseorang yang terinfeksi bisa tanpa sadar menularkan HIV ke orang lain.

Baca juga :  Kecelakaan Hiace vs Truk di Wonosobo, Sopir Hiace Terjebak Hampir Satu Jam Berhasil Diselamatkan

Penularan HIV: Melalui Cairan Tubuh

HIV menyebar melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Heriyono menegaskan bahwa penularan HIV dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Hubungan Seksual Tanpa Pengaman – Penularan HIV yang paling umum terjadi melalui hubungan seksual, baik heteroseksual maupun sesama jenis.

2. Transfusi Darah – Darah yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ini kepada orang yang menerima darah tersebut.

3. Dari Ibu ke Bayi – HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau melalui ASI.

4. Penggunaan Jarum Suntik Bergantian – Penggunaan jarum suntik yang tidak steril, sering kali terjadi pada pengguna narkoba suntik.

Pencegahan HIV: Langkah yang Bisa Dilakukan

Untuk mencegah penularan HIV, Heriyono menyarankan agar orang-orang menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan tidak berganti pasangan secara bebas. Selain itu, penting untuk menghindari transfusi darah yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik secara bergantian.

Baca juga :  Memastikan Kesiapan TPS Dandim Pantau Langsung ke Sasaran

“Ibu hamil yang terinfeksi HIV juga harus menjalani pengobatan untuk mencegah penularan ke bayi mereka,” ujar Heri.

Mencegah Stigma Sosial terhadap Penderita HIV

Salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan HIV adalah stigma sosial. Banyak orang yang terinfeksi HIV merasa malu dan takut untuk mengungkapkan kondisi mereka.

Heriyono mengungkapkan,“Masyarakat perlu memahami bahwa HIV bisa menyerang siapa saja, dan penularannya hanya terjadi melalui cara-cara tertentu seperti yang telah dijelaskan. Tidak ada alasan untuk menstigma atau menjauhi penderita HIV.”

Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Rutin

Salah satu cara terbaik untuk mengendalikan HIV adalah dengan melakukan deteksi dini.

“Jika terdeteksi sejak awal, HIV dapat dikelola dengan pengobatan antiretroviral (ARV). Pengobatan ini dapat menekan jumlah virus dalam tubuh sehingga seseorang yang terinfeksi HIV bisa hidup dengan kualitas hidup yang baik,” tambah Heriyono.

You may also like

Leave a Comment