Wonosobo, satumenitnews.com – Harga daging sapi di pasar tradisional Wonosobo merangkak naik, kenaikan harga daging terjadi sejak tiga hari terakhir dari Rp 120 ribu per kilogram menjadi Rp 130 ribu per kilogram.
Akibatnya, sejumlah pedagang mengeluh karena penjualan daging sapi menurun meski tidak signifikan.
Namun fakta dilapangan disanggah oleh Kepala Bidang Perdagangan Disdagkopukm Wonosobo, Eni yang mengatakan pihaknya mengklaim harga daging kualitas satu hanya 125 ribu pek kilogramnya.
Eni mengatakan pihaknya selalu melakukan pengawasan harga kebutuhan pokok setiap hari dan melakukan pendataan harian.
“Yang kami temukan harga daging sapi kualitas 1 di harga 125 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Eni juga mengatakan kenaikan harga daging menjelang masuknya bulan puasa, merupakan kenaikan biasa.
Ia memperkirakan kenaikan harga tidak akan sampai melambung karena stok masih mencukupi hingga lebaran nanti.
“Sudah tiga hari lalu harga daging sapi naik, dari Rp 120 ribu per kilogram menjadi Rp 125 ribu per kilogram. Kenaikan terjadi menjelang puasa. Kenaikan harga daging sapi masih terbilang normal saat menjelang bulan puasa,” katanya, Rabu (2/3).
Disdagkopukm Klaim Tak Jumpai Peredaran Daging Sapi Import
Disinggung adanya isu harga daging impor yang harganya lebih mahal yaitu kisaran 150 ribu per kilogramnya, Eni mengatakan pihaknya tidak menjumpai barang tersebut dilapangan.
“Untuk daging impor kami tidak menjumpai, coba tanyakan ke Dispaperik mungkin bisa kasih penjelasan mengenai peredarannya,” kata Eni.
Sedangkan harga kebutuhan pokok lainnya, menjelang bulan puasa terpantau masih stabil termasuk stok.
Eni juga mengatakan stok minyak goreng memang sempat langka, namun saat ini, sudah mulai terpenuhi setelah dilakukan operasi pasar murah.
“Untuk saat ini harga sembako, mulai dari beras, telur, terigu dan gula masih stabil, tidak ada keluhan dari penjual maupun pembeli. Termasuk minyak goreng sudah mulai tersedia dengan harga murah,” katanya.
Penjual daging di Pasar Induk Wonosobo, Haji Is mengatakan kenaikan harga daging sudah terjadi sejak tiga hari terakhir.
Meski begitu kuantitas penjualan tidak begitu menurun drastis.
“Penggguna daging sapi itu termasuk minoritas, terbatas pada pedagang bakso dan warung makan. Kalau untuk kebutuhan rumah tanga tidak begitu tinggi,” katanya. (E1)