Wonosobo, satumenitnews.com – Dalam upaya memperkuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi menggelar silaturahmi dan dialog bersama para tokoh masyarakat serta tokoh agama di Pendopo Selatan Wonosobo, Rabu (30/7/2025). Kegiatan tersebut digelar usai kunjungan kerja ke Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil dan Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran.
Membangun Komunikasi dan Komitmen Bersama
Dalam arahannya, Gubernur Lutfi menegaskan bahwa silaturahmi ini merupakan momentum penting untuk membangun komunikasi yang harmonis dan menyatukan komitmen bersama dalam menjaga kondusivitas wilayah.
“Silaturahmi dan dialog bukan hanya sebagai ajang temu, tetapi juga sebagai jembatan untuk menyatukan visi membangun Jawa Tengah yang damai, toleran dan sejahtera bagi seluruh warganya,” ujar Ahmad Lutfi di hadapan para peserta.
Ia juga menyampaikan bahwa forum semacam ini menjadi sarana strategis dalam memperkenalkan program-program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, pembangunan akan berjalan efektif jika ada sinergi kuat antara kebijakan pemerintah dan aspirasi nyata dari warga.
Bantuan Ratusan Juta Diserahkan untuk Warga
Sebagai bentuk nyata dari komitmen pemerintah, Pemprov Jateng menyerahkan sejumlah bantuan langsung kepada masyarakat dan lembaga. Di antaranya bantuan hibah bidang keagamaan senilai Rp480 juta, bantuan untuk perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) senilai Rp14,5 miliar, serta bantuan sambungan listrik rumah sebesar Rp58 juta yang diterima oleh Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Wonosobo.
Tak hanya itu, Pemprov juga menyerahkan hibah untuk yayasan lembaga pendidikan senilai Rp3,5 miliar dan bantuan internet gratis desa sebesar Rp210 juta.
Bantuan tersebut menurut Gubernur Lutfi adalah bentuk respons terhadap kebutuhan riil masyarakat yang selama ini menjadi perhatian dalam setiap kunjungan kerjanya ke daerah-daerah.
Dialog Terbuka Bahas Isu Pendidikan hingga Kemiskinan
Sesi dialog yang berlangsung secara terbuka menyedot perhatian peserta. Sejumlah isu strategis seperti penanggulangan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan menjadi topik utama. Masyarakat tampak antusias memberikan masukan dan pertanyaan, yang kemudian dicatat sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan.
Gubernur Lutfi menyatakan bahwa suara warga sangat penting dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan yang inklusif. Ia juga mengapresiasi keterbukaan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara langsung.
“Ini membuktikan bahwa ruang komunikasi seperti ini sangat dibutuhkan. Kami tidak ingin membuat kebijakan di menara gading, tetapi mendengarkan langsung dari masyarakat,” tegasnya.
Dialog di Pendopo Selatan menjadi bukti bahwa relasi antara pemerintah daerah dan masyarakat bisa dibangun di atas prinsip transparansi, partisipasi, dan keterbukaan informasi.
