Home » Gerakan Pemuda Ansor Wonosobo 2025–2029: Pangan, Ekoteologi, Ekonomi Kader

Gerakan Pemuda Ansor Wonosobo 2025–2029: Pangan, Ekoteologi, Ekonomi Kader

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com — PC Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Wonosobo memasang arah gerakan yang terdengar tegas, sekaligus menguji: organisasi tak ingin berhenti pada panggung seremonial, tetapi memilih masuk ke isu yang langsung menyentuh dapur warga. Ketahanan pangan, ekoteologi, dan penguatan ekonomi kader ditetapkan sebagai fokus utama kepengurusan masa khidmat 2025–2029.

Penegasan itu disampaikan Ketua PC GP Ansor Wonosobo, Aufa Mujtahid, seusai pelantikan pengurus di Sasana Adipura, Senin (22/12). Ia menilai dinamika sosial-ekonomi daerah menuntut organisasi kepemudaan keagamaan bekerja lebih konkret, bukan hanya ramai saat momen acara.

“Kami tidak cukup hanya bergerak dalam kegiatan seremonial. Selain peningkatan kualitas kader, isu ketahanan pangan, ekoteologi, serta pengembangan ekonomi kader menjadi konsentrasi penting pada periode ini,” ujar Aufa.

Seremonial atau Solusi

Dalam pernyataannya, Aufa menjelaskan fokus tersebut lahir dari kebutuhan riil masyarakat sekaligus tantangan internal organisasi. Ia mendorong kader agar mengambil peran yang terukur, sesuai kapasitas, dan bisa dievaluasi dampaknya.

Aufa juga menyebut kepengurusan baru mewarisi basis kader yang besar. Ia mencatat terdapat lebih dari 18 ribu kader yang tersebar di 257 pimpinan ranting se-Kabupaten Wonosobo. Menurutnya, angka itu menjadi modal sosial yang kuat, tetapi juga bisa menjadi pekerjaan rumah bila tidak dikelola rapi.

“Jumlah kader yang besar ini harus dikonsolidasikan. Tantangannya adalah bagaimana seluruh potensi bisa bergerak bersama dan mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing,” tegasnya.

Ia mengisyaratkan konsolidasi tidak berhenti pada pendataan dan rapat rutin. PC GP Ansor ingin memastikan ranting-ranting memiliki garis kerja yang searah, terutama dalam program yang berkaitan dengan pangan, lingkungan berbasis nilai keagamaan, dan penguatan ekonomi kader.

57 Pengurus Dilantik

Pada pelantikan tersebut, sebanyak 57 pengurus harian resmi dilantik. Mereka datang dari latar yang beragam, mulai dari aktivis, profesional, wirausahawan, petani, hingga kader berlatar pesantren.

Komposisi itu dinilai memberi ruang kerja yang lebih luas. Di satu sisi, jejaring profesional dapat membantu tata kelola program dan komunikasi publik. Di sisi lain, pengalaman wirausaha dan pertanian dipandang relevan ketika PC GP Ansor menaruh fokus pada ketahanan pangan dan penguatan ekonomi kader.

Aufa menekankan, keberagaman latar belakang pengurus harus diterjemahkan menjadi pembagian peran, bukan sekadar daftar nama. Ia ingin program strategis memiliki penanggung jawab yang jelas dan terhubung dengan kebutuhan ranting.

Ketahanan Pangan, Ekoteologi, dan Ekonomi Kader Jadi Prioritas

Aufa menyebut ketahanan pangan sebagai isu yang tidak bisa ditunda karena berkaitan langsung dengan ketahanan keluarga. Ia juga menempatkan ekoteologi sebagai pijakan gerakan yang menghubungkan kepedulian lingkungan dengan nilai-nilai keagamaan yang hidup di basis masyarakat Wonosobo.

Selain itu, penguatan ekonomi kader masuk sebagai fokus karena organisasi memerlukan kemandirian. Ia menilai kader yang kuat secara ekonomi akan lebih mudah bergerak, lebih tahan terhadap tekanan sosial, dan lebih siap menjalankan program sosial.

Dalam kesempatan itu, Aufa kembali menggarisbawahi bahwa organisasi ingin hadir sebagai problem solver. Ia mengarahkan kader agar menghubungkan program internal dengan kemanfaatan sosial yang bisa dirasakan masyarakat umum.

Basis Utama Pesantren

Di hadapan kader, Aufa juga menegaskan posisi GP Ansor sebagai garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keulamaan dan pesantren. Ia meminta kader menjadikan persoalan yang muncul belakangan sebagai bahan evaluasi bersama, tanpa menggeser identitas dasar organisasi.

“Basis utama GP Ansor adalah pesantren. Karena itu, kami akan terus memperjuangkan cita-cita mulia para ulama,” katanya.

Pernyataan itu sekaligus menegaskan bahwa program ketahanan pangan, ekoteologi, dan penguatan ekonomi kader akan berjalan tanpa meninggalkan akar gerakan. Aufa menempatkan pesantren bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai sumber nilai dan jejaring kader.

Pembangunan Tak Bisa Satu Pihak

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, turut hadir dan menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan pengurus PC GP Ansor Wonosobo. Ia menilai dominasi pengurus muda dapat menjadi modal penting bagi pembangunan daerah, terutama jika energi organisasi diarahkan pada kerja kolaboratif.

“Selamat atas pelantikan ini. Banyaknya pengurus yang masih muda ini harapannya bisa bersama-sama membangun Wonosobo,” ujar Afif.

Afif menekankan bahwa pembangunan daerah tidak bisa diserahkan kepada satu institusi. Ia menyebut kolaborasi lintas elemen sebagai kunci untuk menjawab tantangan yang kompleks, dari persoalan sosial hingga agenda pembangunan.

“Kalau saya sendiri tidak bisa, Pak Kapolres sendiri juga tidak bisa. Maka sesarengan mbangun Wonosobo adalah jawaban yang harus diselesaikan bersama,” tegasnya.

Pelantikan kepengurusan PC GP Ansor Wonosobo masa khidmat 2025–2029 ini dihadiri perwakilan Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah GP Ansor, serta jajaran Forkopimda Wonosobo. Acara di Sasana Adipura itu menandai dimulainya kerja kepengurusan baru dengan orientasi penguatan kader dan kebermanfaatan sosial yang lebih terukur.

You may also like

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy