Wonosobo, satumenitnews.com – Rencana pembentukan Batalyon Teritorial Pertahanan (YONTP) di Kabupaten Wonosobo tampaknya belum akan terwujud dalam waktu dekat. Komandan Kodim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Yoyok Suyitno, menyebutkan bahwa pembangunan YONTP membutuhkan proses panjang, termasuk pengadaan lahan luas dan ketersediaan anggaran yang besar.
“Kalau untuk dibentuk di sini dalam waktu dekat ini belum. Sesuai arahan dari komando atas, targetnya itu masih jangka 3 sampai 4 tahun ke depan,” ujar Letkol Yoyok saat ditemui di makodim Wonosobo, Jumat (25/07/2025).
Butuh Lahan Minimal 50 Hektare
Kodim 0707/Wonosobo telah menyiapkan lahan seluas 58,3 hektare di Desa Ciledog, Kecamatan Kaliwiro. Namun, status lahan tersebut masih milik Perhutani sehingga masih menunggu proses dan keputusan dari berbagai pihak.
“Statusnya milik Perhutani, tapi sudah kita siapkan kalau sewaktu-waktu diminta. Minimal butuh 50 hektare untuk satu pangkalan batalyon,” jelasnya.
Struktur YONTP Lebih Kompleks
Menurut Yoyok, YONTP bukan hanya satuan tempur biasa. Di dalamnya terdapat lebih dari seribu personel yang terbagi dalam berbagai kompi, baik tempur maupun pendukung.
“Ada kompi senapan, kompi markas, bantuan, lalu ada tambahan seperti kompi kesehatan, konstruksi, peternakan, dan perikanan,” katanya.
YONTP nantinya tidak hanya fokus pada pertahanan, tetapi juga mendukung sektor ketahanan pangan dan pembangunan di daerah. Di antaranya melalui mobilisasi alat berat, tenaga medis, dan kerja sama dengan masyarakat serta dinas terkait.
Prioritas Wilayah Lain Lebih Mendesak
Pembangunan YONTP saat ini diprioritaskan di wilayah yang sudah memiliki kompi aktif. Salah satunya di Cilacap, yang baru saja memulai pembangunan asrama dan penempatan personel.
“Kalau dari nol seperti di Wonosobo, itu belum jadi prioritas. Di luar Jawa seperti Kalimantan malah langsung dibentuk 4 batalyon dalam satu Kodam karena kebutuhannya mendesak,” jelasnya.
Ia menambahkan, pendirian satu YONTP sangat bergantung pada efisiensi dan keterbatasan anggaran nasional, sehingga hanya wilayah strategis yang didahulukan.
Koordinasi dengan Perhutani dan Pemanfaatan Lahan Tidur
Meski pembangunan belum dimulai, Kodim Wonosobo tetap menjalin kerja sama dengan Perhutani untuk pemanfaatan lahan. Salah satu tujuannya adalah mendukung pertanian lokal.
“Lahan yang belum produktif bisa kita dorong untuk ditanami, termasuk bekerja sama dengan masyarakat dan Perhutani,” kata Letkol Yoyok.
TNI lebih fokus pada budidaya padi, sementara Polres diketahui mengelola jagung di lahan hutan. Model tanam sela pun mulai diterapkan agar tidak merusak hutan.
Tantangan Geografis Wonosobo
Wonosobo yang didominasi wilayah pegunungan dan lahan miring membuat pengembangan padi menjadi tantangan tersendiri. Kodim akhirnya menyesuaikan dengan kondisi lokal, seperti mendorong hortikultura.
“Kita tidak bisa memaksa petani menanam padi kalau hasilnya tidak optimal. Yang cocok di sini hortikultura, ya kita arahkan ke situ,” ujarnya.
Babinsa Dorong Ketahanan Pangan Lokal
Letkol Yoyok juga menyinggung peran Babinsa dalam mendampingi petani di lapangan. Babinsa membantu perluasan lahan tanam dan optimalisasi produktivitas wilayah.
“Baru-baru ini juga ada pembentukan Satgas Kedaulatan Pangan, kami dorong lahan-lahan tidur bisa dimanfaatkan,” katanya.
UMKM dan Pengawasan Distribusi Pangan
Untuk sektor UMKM, peran Kodim masih terbatas pada pendampingan dan koordinasi dengan pihak terkait. Namun, Kodim aktif terlibat dalam pengawasan distribusi bahan pangan seperti beras.
“Kalau ada penimbunan atau pengoplosan, kami koordinasi dengan Polres atau kejaksaan. Kami bantu informasi kalau ada hal yang tidak sesuai aturan,” tuturnya.
Letkol Yoyok menyatakan Kodim 0707/Wonosobo akan terus berkolaborasi dengan masyarakat dan instansi teknis untuk memperkuat daya tahan wilayah, meski pembentukan YONTP masih butuh waktu yang panjang.