Home » Warga Non-Muslim Desa Buntu Wonosobo Jaga Salat Tarawih

Warga Non-Muslim Desa Buntu Wonosobo Jaga Salat Tarawih

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, Satumenitnews.com – Di Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, toleransi beragama bersinar terang selama Ramadan 2025. Setiap malam, saat umat Muslim menjalankan salat tarawih, warga non-Muslim dari kalangan Katolik dan Buddha sukarela menjaga akses utama desa.

Mereka memastikan keamanan dan ketenangan bagi jamaah, menciptakan harmoni antarumat yang patut dicontoh.

Tradisi Toleransi Berusia Puluhan Tahun

Tradisi ini bukan perintah resmi pemerintah desa, melainkan inisiatif warga Desa Buntu yang sudah berjalan puluhan tahun. Warga non-Muslim berjaga di gerbang desa, mengarahkan tamu berkendaraan untuk parkir di luar hingga salat tarawih selesai.

Tri Utomo, warga non-Muslim yang turut menjaga, berkata, “Kami ingin jamaah fokus beribadah tanpa gangguan.” Ia berbagi cerita ini saat ditemui pada Minggu malam, 9 Maret 2025.

Baca juga :  Terawih Keliling, Kapolres Ingatkan Soal Jalur Wisata Dieng dan Bahaya Balon Liar

Tri Utomo menambahkan, “Setiap ndalu niku sebagai non-Muslim wonten kegiatan menjaga, naliko sholat traweh niku non-Muslim menjaga, supados aman lancar, mboten enten gangguan nopo-nopo. Kegiatan meniko nggeh mboten istilahe kekarepane kiambek, tapi mpun dados kawit riyen.

Dalam bahasa sederhana, ia menjelaskan bahwa warga non-Muslim menjaga setiap malam agar salat tarawih berjalan aman, dan tradisi ini murni kebiasaan lama tanpa paksaan.

Gotong Royong Lintas Agama di Desa Buntu

Kebersamaan di Desa Buntu tak hanya terlihat saat Ramadan. Warga Muslim juga membantu perayaan hari besar agama lain, seperti Natal atau Waisak, dengan sukarela. Sikap gotong royong lintas agama ini menguatkan harmoni antarumat. Mereka memandang keberagaman sebagai anugerah yang mempererat tali persaudaraan.

Baca juga :  Koramil 09/Kepil Bersama Warga Gelar Karya Bakti Pengecoran Jalan ke Makam Dukuh Sewiyu

Kepala Desa Buntu, Suwoto, menyebut keberagaman sebagai identitas desa.

“Desa Buntu adalah desa yang kaya akan keberagaman agama. Meskipun penduduknya berbeda keyakinan, kami hidup rukun dan bersatu,” ujarnya.

Ia menyoroti bahwa warga non-Muslim, termasuk penganut Buddha, Katolik, dan Kristen, menjaga keamanan salat tarawih demi kenyamanan bersama di Ramadan 2025.

Peran Pendamping dan Harapan Masa Depan

Suwoto menjelaskan bahwa pemerintah desa berperan sebagai pendamping. “Kami mendukung inisiatif warga dan memastikan kelancarannya,” katanya.

Organisasi masyarakat turut memperkuat tradisi toleransi ini melalui kegiatan sosial, seperti gotong royong dan perayaan lintas agama.

Di tengah maraknya isu intoleransi, Desa Buntu Wonosobo menawarkan teladan nyata. Tradisi warga non-Muslim menjaga salat tarawih membuktikan bahwa harmoni antarumat bisa hidup melalui aksi sederhana.

Baca juga :  Babinsa Dampingi Penyaluran Beras dari Bulog Kepada Warga Pacarmulyo

Suwoto berharap semangat ini terus terjaga dan menginspirasi daerah lain. Dengan kebersamaan, ia yakin keberagaman agama justru menjadi perekat masyarakat.

You may also like

Leave a Comment