Wonosobo, satumenitnews.com – Hotel Kresna Wonosobo menjadi saksi penting dalam peringatan International Migrants Day 2024, Rabu (18/12). Acara ini diselenggarakan oleh Social Analysis and Research Institute (SARI) bekerja sama dengan Migrant CARE Jakarta, dengan dukungan dari Program Inklusi.
Mengangkat tema besar perlindungan hak pekerja migran, acara ini menyoroti isu-isu krusial yang masih dihadapi oleh pekerja migran, seperti diskriminasi, kekerasan, dan perdagangan manusia. Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo, menegaskan perlunya mengakhiri berbagai tantangan tersebut.
“Pekerja migran masih menghadapi banyak hambatan. Kita harus memperjuangkan migrasi yang aman, berbasis hak, dan inklusif,” ujarnya di hadapan 188 peserta yang mayoritas pekerja migran.
Transformasi Kebijakan dan Tata Kelola Migrasi
Acara tahun ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan transformasi kelembagaan menjadi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Selain itu, pengesahan UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJMN turut menjadi pijakan penting dalam tata kelola migrasi hingga tahun 2045.
Dalam forum tersebut, Dewi Srikandi, perwakilan Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi), menyampaikan langsung aspirasi para migran kepada pemerintah. “Kami berharap aspirasi kami diakui dan menjadi masukan yang berarti,” kata Dewi.
Peluncuran Produk Pengetahuan Migrant CARE
Sebagai bagian dari acara, Migrant CARE memperkenalkan sejumlah produk pengetahuan dan publikasi 2024. Di antaranya adalah Survey Akses Jaminan Sosial & Potensi Ekonomi Pekerja Migran, Policy Brief Tata Kelola Pekerja Migran, dan Laporan Masyarakat Sipil Indonesia untuk UN CMW.
Salah seorang migran asal Kalimendong, Wonosobo, menyatakan apresiasinya. “Produk ini sangat membantu kami, terutama untuk mendukung partisipasi pemilu di luar negeri,” katanya.
Diskusi Inisiatif Desa untuk Perlindungan Migran
Diskusi interaktif menjadi agenda utama di penghujung acara. Narasumber dari desa-desa seperti Sukoharjo (Wonosobo), Kendalrejo (Banyuwangi), dan Lajut (Lombok Tengah) berbagi pengalaman mereka dalam melindungi pekerja migran.
Momen ini menjadi panggung kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja migran.