Wonosobo, satumenitnews.com — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Wonosobo melanjutkan penertiban fiber optik pada hari kedua, Selasa (2/12/2025). Kali ini, dua penyedia layanan internet (ISP) yang sudah melengkapi perizinan ikut serta dalam proses penataan infrastruktur jaringan.
Dua ISP Sudah Berizin Ikut Tertib
Kepala Bidang Bina Program DPUPR Wonosobo, Dani Ardiansyah ST, mengungkapkan bahwa hari kedua fokus pada penyelesaian perizinan PT Taksa dan penertiban jaringan MyRepublic. Kedua ISP tersebut memenuhi ketentuan perizinan di Wonosobo.
“Hari ini ada dua kegiatan penertiban. Pertama, penyelesaian satu perizinan atas nama PT Taksa. Selain itu, kami juga tertibkan jaringan milik MyRepublic,” ujar Dani di lokasi kegiatan.
Ia menambahkan bahwa batch kedua penertiban direncanakan beberapa minggu lagi. Harapannya, semua ISP mematuhi kaidah perizinan yang berlaku.
Total 25 Provider Masuk Radar OSS
Data OSS mencatat 25 provider ISP beroperasi di Wonosobo. Batch pertama selama dua hari menyasar delapan provider, sementara 17 sisanya yaitu hari ini.
“Sebagian dari 17 provider OSS-nya sudah tidak aktif, tapi tetap kami undang untuk pembinaan. Sudah ada peningkatan pertama di batch kedua sesuai SOP tiga tahap sebelum sidang penataan ruang,” jelas Dani.
Target rampung seluruh proses pembinaan 25 ISP ditetapkan pada 2026, dengan batch kedua selesai akhir Desember 2025.
Penataan Kota Jadi Prioritas Utama
DPUPR menargetkan dua hal utama dari penertiban fiber optik: penataan sarana prasarana jaringan internet di wilayah kota dan peningkatan penerimaan daerah dari retribusi. Meski perizinan ISP diatur pusat, penataan tiang serta kabel menjadi wewenang daerah.
“Kami sepakati dengan Dinas Perhubungan bahwa satu tiang maksimal dipakai enam jaringan. Kesepakatan ini sudah kami sampaikan ke ISP dua tahun lalu, sekarang masuk tahap penegakan,” ungkapnya.
Penertiban juga menekankan estetika kota agar kabel udara lebih rapi dan tertib.
Saat ditanya soal tower, Dani menegaskan penanganan tower ISP berbeda dari fiber optik. Kode KBLI tower diatur Kominfo pusat dengan regulasi khusus. DPUPR hanya menyesuaikan aturan tower bersama yang ada.
Kooperasi Meningkat di Hari Kedua
Situasi lapangan hari kedua berjalan lancar. Provider tampak lebih kooperatif dibanding hari pertama. Bahkan beberapa datang sendiri untuk konfirmasi izin mereka.
“Selama dua hari ini, hari kedua jauh lebih mudah. Tidak ada penolakan berarti karena sosialisasi sudah dua tahun lalu. Tiga bulan pertama 2025 kami tempel label identifikasi bersama mereka,” kata Dani.
Operasi berlangsung kolaboratif melibatkan tim identifikasi dan pihak terkait.
Reaksi Campur dari Pengelola ISP
Pengelola ISP yang enggan disebut namanya mengungkapkan adanya beragam reaksi di grup besar Pengelola ISP. Dari informasi sejumlah pelanggan komplain karena jaringan internet terputus hingga beragam komplain dan kekhawatiran lain. Namun, sebagian memilih diam karena pesimis Pemkab Wonosobo konsisten menjalankan penertiban fiber optik hingga tuntas.