Wonosobo, satumenitnews.com – Penarikan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang di Kabupaten Wonosobo dilakukan pada Rabu, 11 Juni 2025. Kegiatan tersebut di hadiri oleh Umar Soid selaku Kepala Bidang Program dan Penyuluhan Dispaperkan Wonosobo dan Ina Fitria Ismarlin selaku Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Polbangtan.
Sebanyak 15 mahasiswa yang telah melaksanakan praktik lapangan di lima kecamatan resmi ditarik kembali ke kampus. Kegiatan penarikan ini disertai dengan pelatihan pembuatan pupuk penyubur tanah, yang diikuti oleh perwakilan petani dari kecamatan Kaliwiro, Watumalang, Wadaslintang, Kertek, dan Mojotengah, serta unsur BPP (Balai Penyuluh Pertanian) setempat.
Pelatihan dipandu oleh Eko Mardiana, seorang pegiat pertanian yang aktif mengembangkan metode pertanian berkelanjutan di wilayah Wonosobo.
Belajar Langsung di Lapangan, Mahasiswa Catat Pengalaman Nyata
Program MBKM di Wonosobo ini berbeda dari pola lama Praktek Kerja Lapang (PKL) yang sebelumnya dijalankan. Dalam MBKM, mahasiswa tidak hanya berada di lapangan, tetapi juga tetap mengikuti kuliah dan kurikulum berbasis situasi lokal. Salah satu tugas utamanya adalah menyusun buku pengalaman berbasis praktik yang akan menjadi referensi tematik berbasis daerah.
“Kami menggunakan metode petik belajar, yaitu membiarkan mahasiswa menyerap pengetahuan langsung dari realitas pertanian di desa,” ujar Ina Fitria Ismarlin saat diwawancarai usai kegiatan pelatihan.
Hubungan Erat Polbangtan dan Wonosobo Sejak 2018
Polbangtan Yogyakarta-Magelang memiliki dua kampus, masing-masing di Yogyakarta dan Magelang, keduanya fokus pada pendidikan vokasi pertanian. Lembaga ini berada langsung di bawah naungan Kementerian Pertanian.
Khusus dengan Wonosobo, kerja sama antara Polbangtan dan Dispaperkan sudah terjalin sejak 2018 melalui program Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian). Sejak saat itu, interaksi kelembagaan terus berlanjut hingga masa MBKM saat ini.
“Mitra lokal sangat terbuka. Mahasiswa kami disambut baik di lima kecamatan yang menjadi lokasi penempatan,” tambah Ina.
Pupuk Organik: Materi Akhir yang Praktis dan Terapan
Materi pelatihan yang disajikan dalam kegiatan penarikan mahasiswa MBKM menyoroti pentingnya pembuatan pupuk penyubur tanah secara mandiri. Narasumber Eko Mardiana menekankan bahwa pemahaman terhadap kualitas tanah menjadi kunci pertanian berkelanjutan.
“Tanah harus dijaga keseimbangannya. Pupuk organik bukan hanya murah, tapi memperkuat ekosistem pertanian di jangka panjang,” ujar Eko saat memberikan praktik langsung kepada peserta.
Mahasiswa pun tak hanya menjadi pendengar, tetapi turut serta dalam peracikan dan diskusi bahan-bahan alami yang digunakan dalam proses fermentasi.
Komitmen Lanjutkan Kolaborasi dan Bangun SDM Pertanian
Ke depan, Polbangtan berkomitmen untuk terus memperluas manfaat kegiatan MBKM. Harapannya, bukan hanya produksi yang meningkat, tapi juga kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian semakin unggul.
“Kami tidak hanya ingin mencetak petani andal, tapi juga inovator dan wirausahawan pertanian dari generasi muda,” pungkas Ina Fitria.