BRIN Dukung Hilirisasi Bawang Daun Wonosobo sebagai Holtikultura Unggul Bernilai Ekonomi Tinggi

Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Bawang daun tidak lagi sekadar pelengkap masakan di dapur rumah tangga. Di Wonosobo, komoditas ini sedang naik kelas menjadi salah satu ikon holtikultura unggul dengan dukungan riset, teknologi hilirisasi, dan uji keunggulan varietas lokal oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama pemerintah daerah.

Selain kentang dan carica, bawang daun tercatat sebagai komoditas hortikultura unggulan yang sudah lama dibudidayakan di dataran tinggi Wonosobo, namun selama bertahun-tahun lebih banyak dijual dalam bentuk segar tanpa sentuhan teknologi pascapanen yang berarti.

BRIN Masuk ke Sentra Bawang Daun

Keterlibatan BRIN hadir melalui riset komoditas lokal dan dukungan teknologi tepat guna yang diarahkan khusus untuk bawang daun Wonosobo, mulai dari pengembangan benih hingga pemanfaatan alat pengolahan pascapanen.

Dalam kerja sama dengan Pemkab Wonosobo, BRIN mengembangkan varietas bawang daun lokal yang diproyeksikan menjadi penopang utama produksi sekaligus bahan baku hilirisasi, agar komoditas ini tidak berhenti di tingkat penjualan segar.

Varietas Lokal Diangkat Jadi Bintang

Salah satu fokus riset ialah varietas bawang daun lokal Meland-1 yang diuji keunggulannya di lahan riset milik Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo bersama tim peneliti BRIN.

Varietas Meland-1 merupakan bawang daun asli Wonosobo yang telah melalui proses karakterisasi dan pendaftaran ke Kementerian Pertanian, dengan harapan ke depan memperoleh izin pelepasan dan izin edar sebagai benih resmi berskala nasional.

Koordinator tim BRIN, Dr. Retno Pengestuti, menjelaskan bahwa Meland-1 diseleksi dari varietas lokal karena menunjukkan performa agronomis yang stabil, daya hasil tinggi, dan respons baik terhadap lingkungan dataran tinggi khas Wonosobo.

Uji Keunggulan dan Sertifikat Riset

Uji keunggulan Meland-1 dilakukan dengan membandingkan performa tanaman terhadap beberapa varietas pembanding yang sudah beredar di pasaran, untuk melihat kelebihan produktivitas, ketahanan, dan kualitas hasil panen.

Hasil riset tersebut kemudian mengerucut pada penyerahan sertifikat hasil riset komoditas hortikultura lokal, termasuk bawang daun Meland-1, dari BRIN kepada Bupati Wonosobo dalam sebuah acara resmi di pendopo kabupaten.

Perwakilan BRIN menyampaikan bahwa penggunaan benih dari biji yang teruji ini membuat tanaman bawang daun lebih sehat, penggunaan pestisida menurun, dan produktivitas meningkat, sehingga membuka peluang besar kenaikan pendapatan petani.

Hilirisasi: Dari Lahan ke Produk Bernilai Tambah

Dukungan BRIN tidak berhenti pada benih, tetapi juga menyentuh tahap hilirisasi melalui teknologi tepat guna seperti pengeringan, pengolahan, dan pembuatan produk turunan berbasis bawang daun.

Teknologi seperti alat pengering drum dryer dan inovasi pengolahan bahan baku hortikultura digunakan agar bawang daun dapat dikonversi menjadi produk kering, bumbu siap pakai, atau olahan lain yang tahan simpan lebih lama dan bernilai jual lebih tinggi.

Dengan skema ini, bawang daun Wonosobo tidak lagi hanya bergantung pada fluktuasi harga pasar segar, tetapi bisa masuk ke rantai pasok industri makanan, hotel, restoran, dan ritel modern.

Dampak ke Petani dan Ekonomi Lokal

Bagi petani, pengembangan benih lokal bawang daun yang unggul dan dukungan teknologi hilirisasi berarti ruang lebih luas untuk mengatur pola tanam sekaligus menekan risiko kerugian saat harga anjlok atau produksi melimpah.

Pemerintah daerah menilai, jika hilirisasi berjalan konsisten, Wonosobo dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu sentra holtikultura unggul di Jawa Tengah, dengan bawang daun sebagai salah satu penopang penting selain cabai dan kentang.

Wonosobo Menuju Sentra Holtikultura Unggul

Kawasan dataran tinggi seperti Kalikajar, Watumalang, Garung, Kejajar, dan beberapa kecamatan lain selama ini menjadi lumbung produksi hortikultura, sehingga sangat potensial untuk dikawinkan dengan teknologi hilirisasi dan riset benih lokal.

Melalui kombinasi antara riset BRIN, dukungan kebijakan pemerintah daerah, dan keterlibatan langsung petani, bawang daun Wonosobo diproyeksikan bukan hanya sebagai komoditas harian, melainkan sebagai pintu masuk penguatan holtikultura unggul yang berdaya saing nasional.

Related posts

Empati Tanpa Seremoni: Reserse Kriminal Polres Wonosobo Rayakan Hari Jadi dengan Aksi Berbagi

Personel Polres Wonosobo Dibekali Kemampuan Teknis Pengoperasian Peralatan Bencana

Benih Daun Bawang dari Biji: Jalan Baru Wonosobo Meredam Gejolak Harga?

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Read More