Home » Pembukaan Festival Kuliner Legend Wonosobo: Nostalgia Rasa yang Sekaligus Menguji Daya Tahan Kuliner Lawas

Pembukaan Festival Kuliner Legend Wonosobo: Nostalgia Rasa yang Sekaligus Menguji Daya Tahan Kuliner Lawas

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Komunitas Jurnalis Wonosobo (KJW) berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo menggelar Festival Kuliner Legend, sebuah perhelatan tiga hari yang memadukan cita rasa, cerita, dan tradisi kuliner khas Wonosobo. Festival ini berlangsung di Gedung Sasana Adipura Kencana selama Jumat hingga Minggu, 21–23 November 2025.

Pembukaan Ramai, Kuliner Legend Resmi Unjuk Diri

Pembukaan Festival Kuliner Legend pada Jumat (21/11/2025) berlangsung meriah dengan perkenalan tenant dan pertunjukan seni tari dari Sanggar Sekar Tanjung. Tepuk tangan pengunjung mengiringi satu per satu penampil di panggung, sebelum deretan pelaku kuliner memperkenalkan usaha mereka sebagai bagian dari kuliner legend Wonosobo.

Melalui Asisten Perekonomian, Kristijadi, Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat, S.Ag menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Festival Kuliner Legend. Menurutnya, festival ini penting untuk menguatkan ikon wisata Wonosobo karena menghadirkan informasi dan pengalaman langsung mengenai tempat-tempat kuliner legend yang selama ini hidup di tengah masyarakat.

Afif menilai, ketika kuliner legend dipetakan dan dipromosikan secara terstruktur, daya tarik wisata daerah akan ikut menguat. Wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati lanskap alam, tetapi juga sengaja berburu rasa dan cerita di balik kuliner-kuliner lawas yang menjadi bagian sejarah kota.

18 Tenant, Dari Saoto Sapi Kuali hingga Megono Mbah Sastro

Festival yang semula direncanakan menghadirkan 20 stand kuliner legend itu, pada akhir sesi pembukaan tercatat menampilkan 18 tenant. Meski begitu, jajaran pelaku kuliner yang hadir dinilai sudah cukup mewakili ragam kuliner lawas yang selama ini menjadi rujukan banyak warga.

Deretan kuliner yang ikut serta di antaranya Saoto Sapi Kuali Bumiroso, Restoran Dieng, Brongkos Warung Biru Pojok, Mie Syala, Bubur Kacang Ijo Prapatan Poltas, Restoran Asia, Sagon Pak Slamet, Sate Ayam Kampung Pak Dal, Bakso Bang Kabul, Kupat Tahu SMA 1, Sate Kambing Sarirasa, Soto Sapi EDS, Mie Ayam Giyo, Ronde Klangenan, Entok Gobyos, Nasi Goreng Pak Giri, Mie Ongklok Prapatan Sumberan, dan Megono Mbah Sastro.

Keikutsertaan para pelaku kuliner legend ini diharapkan mampu menggugah selera sekaligus memantik nostalgia lintas generasi. Banyak di antara menu yang disajikan merupakan rasa yang akrab di lidah warga Wonosobo sejak puluhan tahun lalu, namun belum tentu dikenal generasi muda yang lebih akrab dengan tren kuliner kekinian.

Wisata Kuliner Jadi Pintu Masuk Cerita dan Identitas

Ketua Panitia Festival Kuliner Legend, Agus Supriyadi, menegaskan bahwa wisata kuliner kini bukan lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi salah satu sektor unggulan yang mampu menarik kunjungan wisata dan menghidupkan perekonomian. Di tengah persaingan destinasi, kuliner legend menjadi pembeda yang sulit ditiru daerah lain.

Ia memandang kuliner bukan sekadar hiburan atau pemuas rasa lapar, melainkan pintu masuk untuk mengenal budaya dan identitas suatu daerah. “Wonosobo punya potensi besar di industri makanan dan minuman yang perlu terus dikembangkan sebagai cagar kuliner daerah agar tetap lestari dan dikenal luas,” ujar Agus.

Melalui Festival Kuliner Legend, panitia ingin menonjolkan aneka hidangan khas daerah, bukan hanya sebagai pameran cita rasa, tetapi juga sebagai perayaan keberagaman cerita di balik setiap panganan tradisional. Mulai dari latar belakang keluarga, proses panjang menjaga resep, sampai pergulatan mempertahankan usaha di tengah perubahan zaman.

Ruang Temu Generasi, Pelaku UMKM, dan Pecinta Kuliner

Agus menjelaskan, festival ini dirancang sebagai ruang pertemuan antara pelaku UMKM, komunitas pecinta kuliner, dan masyarakat luas. Di dalamnya, kuliner legend diharapkan tidak berhenti di level produk, tetapi juga menginspirasi dialog antar generasi mengenai selera, sejarah, dan identitas.

“Lewat festival ini, generasi muda bisa mengenal dan mencintai kuliner legendaris Wonosobo, sekaligus melestarikannya sebagai bagian warisan budaya lokal,” jelasnya. Anak muda diharapkan tidak hanya datang sebagai penikmat, tetapi juga mungkin kelak meneruskan usaha atau menciptakan inovasi yang tetap berpijak pada resep asli.

Pengunjung akan dimanjakan dengan cita rasa lawas sambil menikmati berbagai pertunjukan seni, edukasi kuliner, dan kegiatan promosi wisata yang dikemas interaktif. Konsep ini ingin menegaskan bahwa kuliner legend bukan barang museum, melainkan bagian hidup yang terus bergerak dan beradaptasi.

Agus mengakui, menghadirkan pelaku kuliner legend dalam satu ruang dan waktu bukan perkara mudah. Ada pelaku yang generasinya terputus, ada pula single fighter yang sendirian menjaga resep warisan keluarga. Tantangan inilah yang membuat kehadiran mereka di festival punya nilai lebih, bukan hanya komersial, tetapi juga emosional.

Kuliner Legend sebagai Penggerak UMKM dan Ekonomi Lokal

Panitia berharap, Festival Kuliner Legend menjadi wadah bagi pelaku usaha kecil menengah untuk memperluas jaringan, baik dengan sesama pelaku usaha, komunitas, maupun pihak lain yang berpotensi menjadi mitra bisnis. Menurut Agus, kegiatan seperti ini mampu menciptakan peluang kolaborasi baru yang menguntungkan berbagai pihak.

“Melalui festival, pelaku usaha dapat memperluas jejaring bisnis dan membuka kolaborasi baru yang bermanfaat bagi pertumbuhan UMKM lokal,” ucapnya. Keberadaan tenant kuliner legend yang sudah memiliki basis pelanggan kuat dinilai bisa menularkan pengalaman dan strategi bertahan kepada pelaku usaha yang lebih muda.

Selain dampak ekonomi langsung dari transaksi penjualan, festival ini juga diharapkan menggairahkan perputaran uang di daerah. Kunjungan wisatawan, peningkatan konsumsi, hingga promosi berantai melalui media dan media sosial menjadi indikator bahwa pariwisata berbasis kuliner dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal.

Sentuhan Budaya, Edukasi, dan Proyeksi Agenda Tahunan

Festival Kuliner Legend disiapkan tidak hanya sebagai panggung jual beli, tetapi juga media edukasi tentang pentingnya menjaga kuliner tradisional agar tidak punah. Mengusung konsep “rasa dan cerita”, festival ini mencoba memotret Wonosobo sebagai destinasi wisata kuliner yang unik, sarat nilai budaya, dan punya karakter kuat.

Selain suguhan kuliner, pengunjung juga dapat menikmati berbagai pertunjukan seni, sesi edukasi kuliner, dan promosi budaya yang dikemas ringan namun informatif. Cara ini diharapkan efektif mengenalkan kuliner legend kepada generasi baru tanpa menggurui.

Dengan sentuhan hiburan, promosi budaya, dan edukasi kuliner, Festival Kuliner Legend diproyeksikan menjadi agenda tahunan di Wonosobo. “Harapannya, festival ini bisa menjadi agenda rutin tahunan dan masuk dalam daftar kalender event wisata Kabupaten Wonosobo serta memperkuat identitas daerah, menggerakkan ekonomi lokal, hingga menarik minat wisatawan yang ingin merasakan keunikan ragam kuliner Wonosobo,” pungkas Agus.

You may also like

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy